Kamis, 03 Maret 2011

Perbedaan Psikoanalisa, Behaviorisme, dan Humanistik terhadap kepribadian sehat :

1. PSIKOANALISA
Aliran psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini mengabaikan Potensi yang dimiliki oleh manusia.
Pandangan kaum psikoanalisa, hanya memberi kepada kita sisi yang sakit atau kurang, ‘sisi yang pincang’ dari kodrat manusia, karna hanya berpusat pada tingkah laku yang neuritis dan psikotis.
Sigmund freud dan orang-orang yang mengikuti ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kebribadian yang sehat; atau kebribadian yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.
Jadi, aliran ini memberi gambaran pesimis tentang kodrat manusia, dan manusia dianggap sebagai korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak.
2. BEHAVIORISME
Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu system kompleks yang bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas.
Jadi, manusia dilihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan manusia di anggap tidak memiliki diri sendiri.
3. HUMANISTIK
Para ahli psikologi humanistik, telah memiliki sudut pandang yang segar terhadap kodrat manusia. Apa yang mereka lihat adalah suatu tipe individu yang berbeda dari apa yang digambarkan oleh behaviorisme dan psikoanalisa, yaitu bentuk-bentuk psikologi tradisional. Aliran ini menganggap setiap orang memiliki kemampuan untuk lebih baik.
Bagi ahli-ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Meskipun kebanyakan ahli psikologi humanistik tidak menyangkal bahwa stimulus-stimulus dari luar, instink-instink, dan konflik-konflik masa kanak-kanak mempengaruhi kebribadian, namun mereka tidak percaya bahwa manusia merupakan korban yang tidak dapat berubah dari kekuatan-kekuatan negatif. .
Manusia harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial menghambat.
Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada.
Para pendukung gerakan potensi manusia mengemukakan bahwa ada suatu tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sangat diperlukan, yang melampaui’normalitas’. Mereka berpendapat bahwa manusia perlu memperjuangkan tingkat pertumbuhan yang lebih maju supaya merealisasikan atau mengaktualisasikan semua potensinya, dan tidak cukup hanya seseorang bebas dari sakit emosional. Dengan kata lain, tidak adanya tingkah laku neurotis atau psikotis, tidak cukup untuk menilai seseorang sebagai pribadi yang sehat. Tidak adanya sakit emosional hanya merupakan suatu langkah pertama yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemenuhan, karna seorang individu harus mencapai sesuatu yang lebih jauh lagi.
SUMBER :
Baihaqi, MIF. (2008). Psikologi Pertumbuhan, Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan Optimisme.
Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Lur Rochman, Kholil.(2010). Kesehatan Mental.Purwokerto: STAIN press.
Schultz Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta: Kanisius.
Nurihsan, J. 2007.Teori Kepribadian.Bandung : T Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar