Jumat, 07 Oktober 2011

Kebudayaan Indis

Kebudayaan Indis
Materi 1
Andreas Anthony (11509408)
Ma'ruf Purwo Pujasera (10509666)
Rezi Dwi Saputra (16509726)
Riefa Amanda (10509254)
Rizky Fajar (16509521)

Psikologi Lintas Budaya

Pendahuluan

Kolonialisme yang dibuat oleh Belanda pada nusantara Indonesia ini menyebabkan suatu proses enkulturasi, lebih daripada itu bahkan menciptakan/melahirkan sebuah kebudayaan baru yang bercirikan kebudayaan Belanda dan pribumi Jawa kebudayaan baru yang terbentuk ini biasa dikenal orang dengan kebudayaan Indis.
Tujuh unsur universal budaya yang telah ada dalam masyarakat pribumi Jawa terpengaruh oleh kebudayaan Belanda dan terbentuk kebudayaan baru kemudian budaya tersebut mencirikan keunikkannya sendiri. Jadi dalam hal ini faktor budaya yang mempengaruhi perilaku manusia. Yang terdapat paparan mengenai kepribadian individu yang dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang didalamnya tercakup budaya

Tinjauan Pustaka

Bagaimana kita suka / tidak suka terhadap sesuatu dan pada akhirnya menentukan perilaku kita. Sikap kita berorientasi kepada respon sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada suatu objek. Sikap juga berorientasi kepada kesiapan respon, sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. Sikap merupakan suatu pola perilaku, tendenasi atau kesiapan antisipatif untuk menyesuaikan diri dari situasi sosial yang telah terkondisikan.
Komponen atau Struktur Sikap
Menurut Mar’at (1984):
1. Komponen kognisi yang berhubungan dengan belief (kepercayaan atau keyakinan), ide, konsep yaitu persepsi, stereotipe, opini yang dimiliki individu mengenai sesuatu
2. Komponen Afeksi yang berhubungan dengan kehidupan emosional seseorang misalnya menyangkut perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi
3. Komponen Kognisi yang merupakan kecenderungan bertingkah laku seperti ”kecenderungan” : belum berperilaku.
- Interaksi antara komponen sikap: seharusnya membentuk pola sikap yang seragam ketika dihadapkan pada objek sikap. Apabila salah satu komponen sikap tidak konsisten satu sama lain, maka akan terjadi ketidakselarasan akibatnya terjadi perubahan sikap .
Dalam hal akulturasi budaya hingga menciptakan suatu kebudayaan yang baru, maka generasi baru yang muncul mempergunakan persepinya untuk membandingkan keadaan akar budaya Belanda dan budaya pribumi Jawa, ini tidak berhenti sampai disitu saja namun terus berlanjut hingga terbentuk suatu sikap

Pembentukan Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap:
1. Pengalaman pribadi
§ Dasar pembentukan sikap: pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat
§ Sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional
2. Kebudayaan
§ Pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut dibesarkan
§ Contoh pada sikap orang kota dan orang desa terhadap kebebasan dalam pergaulan
3. Orang lain yang dianggap penting (Significant Otjhers)
§ yaitu: orang-orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan opini kita, orang yang tidak ingin dikecewakan, dan yang berarti khusus
§ Misalnya: orangtua, pacar, suami/isteri, teman dekat, guru, pemimpin
§ Umumnya individu tersebut akan memiliki sikap yang searah (konformis) dengan orang yang dianggap penting.
Hal-hal yang dipandang oleh para keturunan adalah ketidak nyamanan ketika harus menjadi salah seorang pribumi yang harus bekerja keras untuk memperoleh sesuatu, namun karena adanya kesempatan sebagai seorang keturunan Indo-Belanda maka mereka membuat dirinya lebih tinggi status sosialnya daripada pribumi asli Jawa dengan memanfaatkan garis keturunan campuran, sehingga mereka tidak pernah mau untuk menyebut dirinya pribumi namun mencirikan diri mereka sendiri sebagai suatu kebudayaan baru.

Awal kehadiran orang Belanda

Pada abad ke-16, bangsa Belanda datang ke nusantara Indonesia untuk melakukan perdagangan dengan membeli rempah-rempah kepada orang-orang pribumi setempat, tapi kemudian tujuan organisasi perdagangan Belanda (VOC) berkembang. Mereka ingin menetap, yang selanjutnya digunakan pertahanan dan konsolidasi kekuatan, memonopoli perdagangan hingga menjadi penguasa terhadap seluruh nusantara. Akhir dari semunya adalah kolonialisme yang diterapkan oleh Belanda atas seluruh Indonesia (Hindia Belanda)
Politik liberal serta struktur feodal yang diberlakukan oleh Belanda mengakibatkan semakin luas dan berkembangnya perusahaan swasta, hal ini berdampak pada meningkatnya jumlah tenaga kerja (buruh dan birokrasi). Tenaga buruh yang dapat diambil dari rakyat/pribumi jelata yang tidak berpendidikan kemudian untuk tenaga birokrasi perkantoran golongan rendah dan menengah diambil dari rakyat/pribumi Indonesia (suku jawa) yang berpendidikan sekolah, sedangkan pemegang kendali –kendali perusahaan langsung dipegang oleh orang Belanda yang banyak datang ke Indonesia
Kebudayaan baru pun muncul. Karena adanya larangan bagi orang-orang Belanda untuk membawa istri atau mendatangkan perempuan Belanda ke Hindia Belanda (Indonesia). Maka daripada itu lelaki Belanda terdorong untuk menikahi penduduk setempat. Maka, terjadilah percampuran darah yang melahirkan anak-anak campuran, dan menumbuhkan budaya dan gaya hidup Belanda-pribumi yang kita sebut gaya indis. Kemudian, pada tahun 1870 ketika terusan suez dibuka, hal itu berarti memperpendek jarak tempuh antara negeri Belanda dengan Hindia Belanda, hingga menyebabakan arus kehadiran perempuan semakin banyak, kehadiran perempuan Eropa ke nusantara pun memperluas percampuran kebudayaan yang telah terbentuk.

Kebudayaan Indis

Semakin banyaknya orang-orang Belanda yang datang ke Hindia Belanda dan membentuk koloni sendiri dan selain itu mereka juga ada yang menikahi orang pribumi (jawa) membuat terjadinya proses asimilasi semakin cepat, pertemuan antara budaya Belanda dan budaya jawa disebut dengan kebudayaan indis
Kebudayaan indis merupakan fenomena historis karena menghasilkan/mempengaruhi tujuh unsur-unsur universal budaya yang telah ada dalam masyarakat pribumi jawa sebelumnya.
Masyarakat pendukung kebudayaan Indis
Kehadiran bangsa Belanda sebagai penguasa di pulau jawa menyebabkan pertemuan dua kebudayaan, yaitu budaya barat dan timur. Kebudayaan barat (Belanda) dan kebudayaan timur (jawa) masing-masing didukung oleh etnis dan struktur sosial yang berbeda dan semakin bercampur. Sejak abad ke-18 sampai awal abad kw-20 muncul golongan sosial baru sebagai pendukung kuat kebudayaan campuran (Belanda-jawa) di daerah jajahan Hindia Belanda.
Ketujuh unsur universal yang tepengaruh budaya Belanda ialah Bahasa (lisan dan tertulis), peralatan perlengkapan hidup manusia, mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, kesenian, ilmu pengetahuan dan religi.
Misalnya perkembangan dalam bidang pendidikan dan organisasi menyebabkan modernisasi pada masyarakat Indis. Masyarakat pribumi yang berpendidikan barat menjadi terangkat martabatnya, mereka pun menjadi bersikap kooperatif terhadap Belanda. Dan hal ini menumbuhkan golongan sosial baru yang mempunyai fungsi dan status baru yang menurut Sartono Kartodirdjo dibagi kedalam lima stratifikasi yaitu (1) Elite birokrasi yang terdiri atas Pangreh Praja Eropa dan Pangreh Praja Pribumi (2) Priyayi birokrasi termasuk priyayi ningrat (3) Priyayi professional (dibagi menjadi dua ada golongan priyayi gedhe dan priyayi cilik (4) Golongan Belanda dan golongan indo yang secara formal masuk status Eropa (5) Orang kecil (wong cilik). Golongan masyarakat tersebut, kecuali wong cilik, merupakan pendukung kuat kebudayaan indis
Aspek kognitif juga ikut mempengaruhi individu masyarakat indis, jika pribumi asli jawa akan canggung dengan suasana tempat tinggal bergaya barat yang modern. Lain halnya dengan masyarakat indis, mereka memodifikasi tempat tinggal dengan sedemikian rupa, jika mereka canggung atau merasa tidak nyaman dengan suasana tempat tinggal, mereka akan hanya menyesuaikan bentuk bangunannya.
Aspek normatif menunjukan keadaan yang dianggap sebagai hal yang berharga, yang menjadi tuntutan dan tujuan untuk memperoleh hidup yang lebih baik dibawah kekuasaan pemerintahan kolonial. Sebagai contoh seorang pejabat pribumi, jika rumahnya masih bergaya jawa maka akan sulit untuk merundingkan sesuatu yang sifatnya rahasia secara face to face dalam ruangan pendapa, sedang tamu-tamu yang lain ikut hadir mengelilinginya. Oleh karena itu ia harus menyesuaikan ruangan dalam rumah agar tidak bercampur-baur.
Aspek afektif, yaitu tindakan kelompok yang menunjukan situasi. Aspek ini dikaitkan dengan aspek kehidupan berumah tangga, terutama komposisi sebuah keluarga yang tinggal dalam sebuah rumah.
Komposisi sosial. Keturunan kedua golongan masyarakat Belanda dan pribumi yang disebut indo masih tetap menganggap budaya masa lampau perlu untuk dibanggakan, karena perlu menggunakan budaya barat demi karir jabatan dan prestise dalam hidup masyarakat kolonial.
Sejak awal kehadiran bangsa Belanda telah terjadi kontak budaya yang kemudian menghasilkan perpaduan budaya. Kebudayaan campuran yang didukung oleh segolongan masyarakat Hindia Belanda itu disebut kebudayaan Indis. Dalam proses akulturasi dua kebudayaan tersebut, peran penguasa kolonial di Hindia Belanda sangat menentukan. Sementara itu, bangsa Indonesia menerima nasib sebagai bangsa terjajah serta menyesuaikan diri. Sebelum bangsa Belanda hadir, masyarakat pribumu Jawa sudah mengenal teknologi dengan cukup baik. Mereka sudah mahir mengolah bahan-bahan kayu, batu, logam dan tanah liat. Hal itu tampak dari gaya arsitektur rumah yang berelemen kayu dan bangunan candi yang berelemen batu. Bakat-bakat teknologi ini kemudian mereka padukan dengan pengetahuan dari Eropa-Belanda. Setelah terjadi proses akulturasi, mereka menghasilkan berbagai alat kelengkapan hidup seperti pakaian, arsitektur, dan alat-alat produksi bergaya Indis.

Gaya hidup masyarakat indis

Gaya hidup golongan masyarakat pendukung kebudayaan indis menunjukan perbedaan mencolok dengan kelompok-kelompok sosial lainnya, terutama dengan kelompok masyarakat tradisiona jawa. Tujuh unsur universal kebudayaan indis, seperti halnya tujuh unsur universal yang dimiliki semua bangsa, mendapatkan bentuk yang berbeda dari akar budaya Belanda ataupun budaya pribumi Jawa. Sebagai golongan penguasa dan keturunan masyarakat yang mendukung dua akar kebudayaan yang berbeda, mereka berupaya untuk menunjukan kebesarannya yang berbeda pula dengan masyarakat kebanyakan. Kehidupan sosial dan ekonomi yang rata-rata lebih baik dibandingkan dengan kehidupan sosial masyarakat pribumi pada umumnya, memungkinkan mereka memiliki rumah tinggal berukuran besar yang bagus di dalam kompleks yang wilayahnya khusus pula, dalam hal ini, mereka mengacu pada lambang-lambang penguasa jawa dan kebesaran kekuasaan bangsa Eropa. selain itu mereka memulai kehidupan mewah dan boros akibat keberhasilan di bidang ekonomi melalui pengaruhnya sebagai anggota/bagian masyarakat indis. Dengan gaya hidup yang mewah itu mereka memepertahankan martabat dan kekuasaan koloninya. Kedudukan sebagai kelompok penguasa membuat masyarakat indis berupaya menjaga prestise dan kedudukanyaa melalui berbagai cara agar dapat dibedakan dengan kelompok masyarakat lainnya. Kewibawaan, kekayaan dan kebesarannya ditampilkan agar tampak lebih mewah dan agung. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan kekuasaan mereka di nusantara.

Daur hidup dan gaya hidup mewah

Daur hidup (Life cycle) adalah suatu rangkaian dalam perkembangan kehidupan seseorang untuk kembali ke status aslinya dari satu tingkat ke tingkat berikutnya. Dalam membahas kemewahan gaya hidup masyarakat indis yang berhubungan dengan daur hidup ada tiga peristiwa penting dalam daur kehidupan manusia yaitu kelahiran, perkawinan dan kematian.
Upacara kelahiran, kelahiran anggota baru dalam keluarga indis, lazim dirayakan dengan berbagai upacara. Sebelum melahirkan keluarga sufah menyiapkan baju Rajang unruk si bayi dan juga kelengkapan persalinan dan ruang tidur. Upacara penting setelah kelahirna adalah pemberian nama dan pembaptisan. Dari keseluruhan upacara-upacara untuk menyongsong kelahiran anak tidak terlalu banyak menelan biaya.
Upacara Pernikahan. Upacara Pernikahan memerlukan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan upacara kelahiran. Kemewahan upacara perkawinan ditentukan oleh kekayaan, tingkat jabatan, serta keberuntungan kedua calon pengantin dan orangtua pengantin
Upacara kematian. Upacara daur kehidupan yang terakhir adalah upacara kematian. Upacara kematian diselanggarakan dengan mewah dan menelan banyak biaya sangat besar. Misalnya untuk upacara kenatian oejabat VOC atau pemerintah Hindia Belanda memerlukan banyak pengerahan tenaga dan pemikiran berbagai pihak. Pengerahan dilakukan oleh banyak pihak, mulai dari keluarga, rohaniawan, pejabat sipil, militer, sampai serdadu dan pemikul peti jenazah atau penggali kubur. Pada masa kejayaan VOC, upacara yang berhubungan dengan kematian seorang pejabat tinggi justru merupakan ajang pamer kemewahan, kebesaran dan kemegahan.

Kesimpulan

Kebudayaan indis adalah perpaduan antara budaya Belanda dan Indonesia (Jawa) yang mendapatkan bentuk yang berbeda dari akar budaya Belanda ataupun budaya pribumi Jawa. Hal ini disebabkan oleh karena pernikahan yang dilakukan oleh para lelaki Belanda kepada perempuan pribumi Jawa dan juga karena faktor pendidikan yang dapat diakses oleh beberapa/sebagian orang bangsa pribumi Jawa.
Masyarakat Indis tidak mau disamakan menjadi setingkat bangsa pribumi jawa yang lain namun karena mereka mempunyai akses untuk mengidentifikasi diri mereka menjadi warga eropa maka hal itu dimanfaatkan. Sehingga mereka dapat menduduki posisi setingkat diatas para pribumi jawa yang berarti juga mereka memiliki kekhususan dalam kehidupan sosial, ekonomi dibandingkan dengan masyarakat pribumi. Perlahan-lahan mereka mengadopsi budaya Belanda dan jawa, memadukan dua kebudayaan, mengambil yang bermanfaat dan yang berguna bagi kelangsungan masyarakat mereka dimulai dari cara berbahasa, peralatan perlengkapan hidup, mata pencaharian hidup dam sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, kesenian, ilmu pengetahuan dan religi. Perubahan budaya ini diawali oleh proses berpikir oleh para keturunan atau masyarakat indis yang tidak mau status sosialnya disamakan atau disederajatkan dengan pribumi lain sehingga mereka terlihat berbeda dari barbagai aspek terhadap budaya bangsa Belanda dan pribumi jawa, seperti bentuk dan fungsi rumah, mata pencaharian, dan kesenian. Jadi diantara seluruh tatanan kebudayaan Belanda dan Kebudayaan Jawa terdapat kebudayaan Indis yang menarik masyarakatnya untuk berperilaku ke Belandaan dan tetap mengakar pada budaya pribumi jawa.
Dengan demikian kebudayaan Indis merupakan produk dari pengaruh kebudayaan barat sekaligus bagian dari kebudayaan modern Indonesia.

Saran

Dilihat dari satu sisi penjajahan/kolonialime yang dibuat bangsa Belanda di nusantara ini bersifat negatif, namun jika kita membuka cakrawala pikiran kita ternyata ada sisi positif yang terbawa dari bangsa Belanda kepada bangsa Indonesia, hal itu tercakup dalam terciptanya masyarakat Indis yang berpendidikan yang lebih menghargai nilai-nilai positif suatu budaya lain.

Daftar Pustaka

Soekiman, Djoko. 2011.Kebudayaan Indis dari zaman kompeni sampai revolusi. Jakarta : komunitas bambu.

Senin, 11 April 2011

hubungan Interpersonal

No man is an island, entire of itself. Kata John Donne. Malahan kita selalu dipengaruhi oleh orang lain. Tanpa orang lain kita diliputi oleh perasaan terisolasi, seperti seorang tahanan penjara dan pelaut yang terdampar. Dengan adanya orang lain disisi kita bahkan saat frustasi dan kesedihan datang pun perasaan itu dapat dengan mudah ditahan. Ini saatnya saat keintiman dengan orang lain dapat membuat kita merasa seperti berada di tempat yang sangat nyaman didunia.
Satu pikiran yang kita pelajari adalah ada cara berbeda dalam berhubungan dengan yang lainnya. Kita akan membahas ini : The social or fair-exchange model dan the transactional analysis model. Dalam sesi terakhir kita juga akan melihat the role model. Walaupun tidak ada dari model – model tersebut yang dapat menjelaskan semua tentang hubungan kita, tapi dapat kita sadari model tersebut dapat menolong kita menjadi lebih sadar tentang arti dan pengertian dari suatu hubungan setiap harinya.

Social or Fair-exchange Model
Sesuai dengan model ini, tujuan utama dari hubungan interpersonal adalah saling memuaskan dari kebutuhannya. Kita cenderung untuk menghubungkan dengan hal lain dalam seperti setiap dari kita akan menerima pertukaran yang adil dari apa yang kita taruh dalam hubungan kita dengan orang lain dan apa yang telah kita korbankan.
Rewards (ganjaran hadiah). Reward adalah apa saja yang menguntungkan dari sebuah hubungan yang positif atau baik. Yang tidak dapat dipungkuri dalam hubungan dengan orang lain adalah adanya nilai negatif yang disebut cost (biaya). Ini mungkin terdiri dari dari derajat tingkatan dari penanaman emosional atau jumlah dari waktu dan energi yang digunakan untuk menjaga suatu hubungan atau ini mungkin mengambil bentuk lain dalam bentuk kekecewaan dalam respon yang lain, seperti Reward. Perbedaan antara Reward dan Cost. Ketika reward dari suatu hubungan lebih besar daripada cost yang tak terelakan, kita dapat mengatakan hubungan tersebut dapat menjadi sangat menguntungkan. Ketika cost lebih besar kita akan menganggap hubungannya tidak adil. Yang menjadi dasar reward, cost atau pertukaran yang adil tergantung dari seberapa subjek terpengaruhi secara baik oleh faktor objektif.
Jika ada orang lain yang diluar hubungan menawarkan lebih banyak kepuasan dengan sedikit pengorbanan daripada yang ada sekarang, lalu orang yang seperti itu sedang mengancam hubungan kita yang sekarang. Dalam hal ini mungkin dapat dijelaskan mengapa pendekatan pertukaran yang adil banyak yang terputus karena ada satu hal yang lebih memuaskan dengan biaya atau pengorbanan yang kecil. Hal ini mungkin juga menjelaskan mengapa banyak hubungan yang tidak memuaskan terus berlanjut karena individu tersebut gagal atau tidak dapat melihat hal yang lebih menjanjikan dari orang lain di masa depan.

Model Analisis Tranksaksi
Teori permainan masih menyediakan model dari hubungan yang lainnya. Sesuai dengan pandangan ini. Hubungan dapat dipahami dengan baik sebagai kombinasi dari Inner ego state dan transaksi dari luar.
Ego estate adalah sebuah konsep yang kami gunakan untuk mendeskripsikan hubungan sistem perasaan dari dalam dan persepsi dalam hubungan manifestasi pola perilaku. Hal ini dapat dilihat dan di deteksi dari kata – kata, nada suara, ekspresi wajah, sikap tubuh dan badan. Kepribadian seseorang dapat dipahami dan dihubungkan melalui tiga hal dasar : Masa anak- anak, orangtua dan masa dewasa. Tranksaksi adalah sebuah pertukaran antara individu menyangkut stimulus dan respon antara ego state yang spesifik dari individu.
Masing-masing model ini menyebabkan aspek yang berbeda dari hubungan kita sehari-hari. Model pertukaran mengingatkan kita bahwa kita cenderung untuk mengharapkan pengembalian yang adil pada apa yang kita telah berinvestasi dalam hubungan kita dengan orang lain. Transaksional model komunikasi yang menyoroti kompleksitas yang terlibat dalam hubungan kami, terutama bagaimana kita memanipulasi satu sama lain dalam cara predicable untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Selain cara yang berbeda untuk hubungan pemahaman, kita juga dapat membedakan berbagai tingkat hubungan, dari rendah menjadi lebih intim

Memulai hubungan
Ketika anda pertama kali bertemu seseorang, kecenderung dari kita adalah membentuk kesan luas mengenai bagaimana orang lain atas dasar informasi yang sangat sedikit tentang mereka, berasal dari kebutuhan kita ketahui agar siap untuk merespon. Umumnya kita menganggap seseorang memiliki karakteristik yang kita.
Ketika kami pertama kali bertemu seseorang, kita memperhatikan hal-hal seperti usia, penampilan, jenis kelamin, ras, fisik, dan pakaian dari orang itu. Sayangnya, kesan kita kadang-kadang dirusak oleh stereotip atau generalisasi palsu. Artinya, kita cenderung untuk mengatributkan karakter identik dengan orang-orang dengan kesamaan permukaan, terlepas dari perbedaan yang sebenarnya antara mereka. Sebagai contoh, ada kecenderungan untuk melihat semua orang yang memakai kacamata karena lebih cerdas, rajin, dan dapat diandalkan dibandingkan tidak memakai kacamata
Atraksi interpersonal
Banyak kesan dibentuk dengan mengamati orang lain. Ketika kita mulai berinteraksi dengan orang, bagaimanapun juga kita mendapatkan perasaan yang lebih kuat dari suka atau tidak suka terhadap mereka. Perasaan seperti itu mungkin tampak berubah-ubah pada saat itu, namun sebenarnya hal ini dipengeruhi oleh sejumlah faktor :
1. fisik ini terutama penting dalam tahap awal jika sebuah hubungan. Kita lebih cenderung untuk tertarik pada seseorang yang tinggal dekat kita, menghadiri sekolah yang sama, atau bekerja diperusahaan yang sama kita lakukan.
2. Kesamaan/serupa seseorang terhadap diri kita. serupa adalah cara kita juga unutk mempertinggi daya tarik mereka kepada kita. Sekali kita bertemu orang-orang yang seperti kita dalam hal keyakinan, sikap, atau latar belakang social, kita cenderung lebih tertarik pada mereka daripada seseorang yang kurang seperti kita
Peran bahwa daya tarik fisik bermain di tarik secara keseluruhan interpersonal kami bervariasi sesuai dengan individu, jenis kelamin dan standar budaya. Namun, temuan khas adalah bahwa laki-laki tertarik untuk perempuan atas dasar daya tarik fisik dan daya tarik seks, sementara perempuan tertarik pada laki-laki lebih berdasarkan karakteristik kepribadian dan prestasi dari penampilan fisik


Hubungan peran
Sementara kita pada awalnya tertarik kepada orang lain berdasarkan persepsi tertentu dan perasaan daya tarik, jenis hubungan kita dengan mereka sangat tergantung pada peran sosial, atau perilaku yang diharapkan dan kenyamanan. Yang dimaksud di sini adalah kompatibilitas atau relevansi, hal apa yang tepat untuk dilakukan dalam hubungan.
Contohnya kita dapat percaya ketika menyerahkan uang kepada teller bank. Yang mungkin petugas teller itu asing bagi kita.

Peran kecukupan dan konflik
Persyaratan utama dalam hubungan adalah dengan peran kesesuaian, atau bertindak seperti yang kita harus bertindak
Menurut Erich Fromm kondisi eksistensi manusia yang terdiri dari aspek binatang, dan aspek manusia, menimbulkan macam kebutuhan-kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari keterhubungan, transedensi, keberakaran, identitas, kerangka orientasi.
Ketika satu kebutuhan tidak teraktualisasi akan menjadi penghambat. Misalnya dalam hal ini hubungan interpersonal, berkaitan dengan keterhubungan, maka kebutuhan mengatasi perasaan kesendirian dan terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Jika seorang individu tidak mencapai kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan maka individu itu akan mengalami isolasi namun sebaliknya jika kebutuhan teraktualisasi maka hubungan yang lebih intim terjadi.

Hubungan intim pribadi
Menurut definisi kamus biasa, keintiman mengacu pada hubungan, kehangatan internal antara dua teman atau kekasih yang dihasilkan dari periode panjang asosiasi. keintiman yang lebih berkaitan dengan kualitas hubungan daripada dengan durasi kontak kita dengan orang lain, walaupun biasanya ada hubungan yang positif antara keduanya.
Keintiman merupakan hubungan pribadi yang erat dengan orang lain, di mana mitra berbagi pemikiran dan perasaan terdalam. Hal ini kebetulan bahwa keintiman sering identik dengan hubungan seksual, karena hubungan seksual biasanya melibatkan erat kontak antara dua orang. Tapi kita mungkin mengalami keintiman interpersonal tanpa hubungan seksual bergender sama seperti pada persahabatan dan hubungan pasien terapis. Di sisi lain, dua orang dapat terlibat dalam hubungan seksual dengan taruhan keterlibatan emosional sangat sedikit, seperti dalam hubungan seks bebas. Namun, bahkan ketika kita mencapai keintiman pribadi kita dengan teman-teman kita, kekasih, atau mitra perkawinan, periode ini biasanya alternatif dengan peran hubungan.

Self-Disclosure (Timbal balik penyikapan diri)
Self-Disclosure timbal balik berkaitan dengan dua atau lebih orang-orang yang dengan sukarela sebagi perasaan dan pemikiran dalam diri mereka. Sepanjang itu adalah perkiraan kepada hubungan, timbal balik yang pada umumnya menyempurnakan keakraban lebih besar. Salah satu faktor yang paling utama di dalam timbal balik penyikapan diri adalah tindakan dirinya sendiri. Timbal balik penyikapan diri maksimum terjadi ketika mitra kedua-duanya menyingkapkan banyak sekitar diri mereka dan juga meminta informasi tentang orang lain pada terus meningkat mengisyaratkan tingkatan. Contohnya dua orang yang berteman lama kemudian salah seorang dari mereka mengungkapkan/bercerita rahasia yang menjadi masalahny, hal ini bisa menjadi gerbang sebuah timbale balik kepercayaan.
Pertukaran seperti itu juga menggambarkan pentingnya kepercayaan di dalam timbal balik penyikapan diri dan keakraban.

Keintiman dan pertumbuhan
Idealnya hubungan intim membantu kedua pasangan tumbuh lebih lengkap sebagai orang. Kasih sayang dan kepercayaan antara mereka memberikan suasana, aman menerima di mana kedua dapat berbagi dan menegaskan diri mereka di lovels semakin lebih dalam kepribadian mereka. Kepuasan kebutuhan dasar mereka untuk keamanan dan penerimaan, dalam istilah Maslow, membebaskan mereka mengaktualisasikan diri dalam hal yang lebih tinggi, kebutuhan pertumbuhan.





Ringkasan
model pertukaran menekankan pentingnya mendapatkan pengembalian yang adil pada apa yang kita telah investasikan dalam hubungan tersebut. model analisis transaksional mengingatkan kita pada kompleksitas transaksi interpesonal sebuah cara kita cenderung untuk memanipulasi satu sama lain untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Disini juga dibedakan beberapa tingkatan hubungan sesuai dengan tingkat keterlibatan pribadi termasuk hubungan awal.
Dasar daya tarik
· kedekatan fisik
· latar belakang sosial
· karakteristiknya
· daya tarik fisik
· saling menyukai lama-lama meningkat menyukai Anda

Selasa, 29 Maret 2011

13 HACKER TERBAIK DI DUNIA

1. Kevin Mitnick
Kevin adalah hacker pertama yang wajahnya terpampang dalam poster “FBI Most Wanted”. Kevin juga seorang “Master of Deception” dan telah menulis buku yang berjudul “The Art of Deception”. Buku ini menjelaskan berbagai teknik social engineering untuk mendapatkan akses ke dalam sistem.

2. Linus Torvalds
Seorang hacker sejati, mengembangkan sistem operasi Linux yang merupakan gabungan dari “LINUS MINIX”. Sistem operasi Linux telah menjadi sistem operasi “standar” hacker. Bersama Richard Stallman dengan GNU-nya membangun Linux versi awal dan berkolaborasi dengan programmer, developper dan hacker seluruh dunia untuk mengembangkan kernel Linux.

3. John Draper
Penemu nada tunggal 2600 Herz menggunakan peluit plastik yang merupakan hadiah dari kotak sereal. Merupakan pelopor penggunaan nada 2600 Hz dan dikenal sebagai Phone Phreaker (Phreaker, baca: frieker) Nada 2600 Hz digunakan sebagai alat untuk melakukan pemanggilan telepon gratis. Pada pengembangannya, nada 2600 Hz tidak lagi dibuat dengan peluit plastik, melainkan menggunakan alat yang disebut “Blue Box”.

4. Mark Abene
Sebagai salah seorang “Master of Deception” phiber optik, menginspirasikan ribuan remaja untuk mempelajari sistem internal telepon negara. Phiber optik juga dinobatkan sebagai salah seorang dari 100 orang jenius oleh New York Magazine.
Menggunakan komputer Apple , Timex Sinclair dan Commodore 64.
Komputer pertamanya adalah Radio Shack TRS-80 (trash-80).

5. Robert Morris
Seorang anak dari ilmuwan National Computer Security Center yang merupakan bagian dari National Security Agencies (NSA). Pertama kali menulis Internet Worm yang begitu momental pada tahun 1988. Meng-infeksi ribuan komputer yang terhubung dalam jaringan.

6. Richard Stallman
Salah seorang “Old School Hacker”, bekerja pada lab Artificial Intelligence MIT. Merasa terganggu oleh software komersial dan dan hak cipta pribadi. Akhirnya mendirikan GNU (baca: guhNew) yang merupakan singkatan dari GNU NOT UNIX. Menggunakan komputer pertama sekali pada tahun 1969 di IBM New York Scintific Center saat berumur 16 tah

ANDA FOKUS PADA KELEMAHAN ATAU PADA DIRI ??

"Coba Anda ceritakan, kelebihan yang Anda miliki ?" tanya saya kepada seorang. Detik demi detik, seakan masih berpikir dan terkesan masih bingung untuk menjawab pertanyaan yang saya ajukan.

Sampai akhirnya saya terpaksa mengulang kembali pertanyaan dan memberikan tambahan penjelasan atas pertanyaan saya dengan harapan ia dapat menjawabnya tanpa ada jeda waktu yang cukup lama dan garis kebingungan menampak di wajahnya. Pada kenyataan memang diantara kita masih banyak yang seakan tidak tahu, sungkan, ataupun masih bingung mengetahui dan menyampaikan apa kelebihan yang dimilikinya atau bahkan bertanya kepada orang lain tentang kelebihannya.


Sangatlah berbeda halnya, saat saya melemparkan pertanyaan yang tidak senada, ”bisa Anda sebutkan apa saja kelemahan atau kekurangan yang Anda miliki ?”

Tanpa menunggu waktu selama dengan pertanyaan tentang kelebihan yang dimiliki, dengan lebih mudah kita akan menjawabnya dan bahwa kita mampu menjawabnya dengan lebih banyak dari jumlah yang dipertanyakan.

Pelajaran yang bisa kita petik dari pengalaman sederhana diatas ? Saya mendapatkan kesan setidaknya ada beberapa hal penting yang bisa kita pelajari. Salah satunya, kita sering tidak menyadari apa kelebihan diri kita karena dalam keseharian di lingkungan kantor, lingkungan rumah dan interaksi dengan orang-orang di sekitar, kita jauh lebih banyak mendapatkan informasi apa saja kejelekan dan kekurangan kita. Dan memang kita sendiri lebih suka bertanya pada orang lain apa saja kelemahan yang kita miliki ketimbang kelebihan yang kita miliki.

Terkadang saya melihat di pesawat televisi dan banyak menyaksikan begitu banyak bakat yang dipertontonkan oleh saudara kita yang secara fisik tidak sempurna dan saudara kita harus berjuang dalam hidup tetapi memiliki bakat yang sangat luar biasa. Saya begitu kagum dan terharu saat menyaksikannya.

Mereka begitu gigih untuk mengasah dan menunjukan bakatnya dengan bekal semangat yang ditorehkan Orang-orang terdekatnya yang senantiasa mengkomunikasikan kelebihan-kelebihan yang mereka miliki.

Bagaimana dengan kita ? apakah lebih banyak menerima kumpulan kata-kata yang membuat kita semakin tak mengenal apa kelebihan kita atau sebaliknya yang semakin menguatkan diri kita untuk mengasahnya menjadi hebat. Tak salah memang menerima masukan atas segala kekurangan jika tuk sekedar perbaikan diri untuk menjadi lebih baik dan tak mengulangi kesalahan, tetapi mengetahui dan memanfaatkan kelebihan diri dengan baik jauh lebih penting. Karena alangkah indah dan berharganya jika orang lain mengenal dan mengingat kita akan segala kelebihan yang kita miliki ketimbang diingat dengan segala keburukan atau kelemahan yang kita miliki.

Mengapa kita kita tak memulai saja untuk lebih mengenal dan memberikan perhatian kepada kelebihan-kelebihan kita, seperti apa yang pernah saya dengar dari ahli ilmu kepempiminan John C. Maxwell bahwa Saat kita fokus kepada kelebihan-kelebihan yang kita mikili akan membantu keberhasilan yang kita Inginkan. Dengan begitu, kapan kita asah, kita manfaatkan dengan sebesar-besarnya ? sekarang, nanti, Atau tidak sama sekali, itu adalah pilihan Anda.

Berbahagialah orang yang telah memutuskan rantai yang membelenggu pikiran, dan yang telah tidak lagi khawatir akan apapun. (Ovid)

Orang-orang yang gagal dibagi menjadi dua, yaitu mereka yang berpikir gagal padahal tidak pernah melakukannya, dan mereka yang melakukan kegagalan dan tak pernah memikirkannya. (John Charles Salak)

BERAPA JARAK ANTAR KOTA DI INDONESIA ??

Berapa jarak antar kota di Indonesia ?

kira-kira 3 bulan yang lalu saya pergi ke Bandung menggunakan mobil melewati jalan tol Cikampek - Sadang. Waktu yang ditempuh untuk ke Bandung kurang dari 2 jam. Cepat juga sampai di Bandung jika kita lewat rute ini, sedangkan jika dibandingkan beberapa tahun yang lalu dimana jalur tol menuju ke Bandung hanya bisa melalui Cikampek - Purwakarta waktu yang ditempuh perlu sampai 3,5 - 4 jam.

Yang menjadi pertanyaan, berapa sih jarak tempuh rata-rata dari Jakarta ke Bandung ?
Saya lupa mencatat di odometer mobil berapa km jarak tempuh sesungguhnya Jakarta - Bandung.

Oke secara pendekatan riil saya belum bisa berikan angkanya karena lupa untuk mencatatnya, tapi saya akan coba cari tahu menggunakan literatur di internet, berapakah jarak antara jakarta Bandung ?

1. Untuk literatur pertama, saya akan ambil data yang situsnya ada di City Distance, alamatnya http://www.geobytes.com/CityDistanceTool.htm , setelah memasukkan 2 variabel kota yaitu Jakarta dan Bandung, maka hasilnya adalah: Distance in miles = 368; Distance in kilometres = 593 km

2. Saya ambil literatur kedua di situs timeanddate, di situs ini disebutkan bahwa jarak antara kota Jakarta dan Bandung cuma berjarak 79 miles atau 128 km.

Wah sepertinya ada literatur yang kacau, situs city distance tidak akurat dalam menghitung jarak Jakarta Bandung. Untuk sementara data yang cukup valid yaitu di situs timeanddate, hanya sayangnya, di situs timeanddate hanya mencantumkan sedikit kota-kota yang ada di Indonesia. Secara lengkap di kutip dari situs timeanddate, jarak tempuh untuk kota-kota di Indonesia (patokan 0 km dari Jakarta). Oh ya satu lagi, situs ini bisa juga dipergunakan untuk melihat perbedaan waktu antar kota.

Jakarta - Bogor = 48 km
Jakarta - Bandung = 128 km
Jakarta - Tanjung Karang = 180 km
Jakarta - Semarang = 423 km
Jakarta - Yogyakarta = 443 km
Jakarta - Solo = 477 km
Jakarta - Surabaya = 674 km
Jakarta - Padang = 915 km
Jakarta - Pekanbaru = 953 km
Jakarta - Denpasar = 977 km
Jakarta - Balikpapan = 1243 km
Jakarta - Medan = 1402 km
Jakarta - Makassar = 1413 km
Jakarta - Manado = 2194 km

Tabel di atas bisa juga dipergunakan untuk mengetahui Zona Bicara yang diberlakukan oleh operator Telepon di Indonesia.

TUMBUHKAN RASA PERCAYA DIRI

Apakah anda merasa kurang percaya diri ?
Maka ada beberapa cara untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam diri anda. Pasti anda akan menjalani hidup dengan rasa optimis. Simak berikut ini agar anda bisa meningkatkan rasa percaya diri.

1. Akui Kesuksesan.
Luangkan beberapa menit setiap harinya untuk melihat hal-hal baik yang telah anda lakukan pada hari itu. Saat anda mencoba menghargai usaha yang telah dilakukan meski sekecil apapun maka anda akan selalu mengingat bahwa anda punya kualitas terbaik sebagai bekal lebih percaya diri. Siapkan jurnal di samping tempat tidur anda dan jangan lupa luangkan waktu beberapa menit di setiap malam untuk membuat daftar pencapaian pada hari itu. Saat anda mulai hilang percaya diri maka anda bisa membaca ulang jurnal tersebut dan ingatlah betapa hebatnya anda.

2. Bergaul dengan orang-orang positif.
Janganlah anda bergaul dengan orang yang hanya pintar mengkritik tanpa memberi solusi. Bertemu dengan orang-orang ini hanya membuat anda selalu berpikir negatif. Cobalah berkumpul dengan orang yang punya pikiran positif, suka membantu dan menghargai anda apa adanya.

3. Berbusana yang baik.
Tidak harus menghabiskan gaji sebulan untuk meningkatkan harga diri. Cukup pilih busana yang membuat anda nyaman dan menjadi lebih percaya diri karenanya. Bila anda butuh nasihat tentang bagaimana berbusana, sebaiknya anda minta saran kepada teman dekat anda yang memang mengetahui selera anda. Atau teman yang anda sukai caranya berbusana agar anda juga dapat memperbaharui penampilan anda tanpa perlu menirunya mentah-mentah.

4. Ikuti perkembangan berita. Hal ini dilakukan agar anda bisa selalu dapat berkomunikasi dengan orang sekitar anda. Pastikan anda mengikuti perkembangan berita terkini dan juga trend apa yang tengah
berlangsung. Luangkan beberapa menit dalam sehari membaca koran
untuk menyimak berita-berita terkini, lokal maupun internasional. Cobalah anda sempatkan membaca majalah-majalah yang menarik atau melayari internet akan memberi ide-ide baru yang menyegarkan.

5. Tetapkan target realistis.
Cara terbaik untuk meraih rasa percaya diri adalah membekali diri dengan rencana pasti. Daripada anda selalu sibuk menghitung kegagalan yang sudah anda lakukan, lebih baik anda tetapkan target realitis yang bisa anda selesaikan agar mendapat perhatian secara utuh. Saat target ini berhasil maka anda bisa memberikan penghargaan pada diri-sendiri.

6. Asah kemampuan berbicara.
Saat anda mampu menyampaikan isi pikiran melalui perkataan maka anda mendapatkan rasa percaya diri agar ide anda didengar. Agar percakapan berlangsung lancar, ada baiknya anda buat daftar atau alur yang akan dibicarakan. Pikirkan apa yang ingin anda capai di akhir percakapan dan atur waktu untuk membahas hal tersebut. Persiapan prima akan membuat anda yakin menjalankan semua tugas.

7. Bercerminlah.
Untuk membangun rasa percaya diri, cobalah mencintai diri-sendiri. Berdirilah di depan cermin dan pandanglah diri anda dari sudut pandang yang baik. Dengan membingkai gambaran ini dalam pikiran anda maka siapapun akan sulit menggoyang anda.

Rabu, 23 Maret 2011

Post Traumatic Stress Disorder (Gangguan Stress Pasca Trauma)

Post Traumatic Stress Disorder (Gangguan Stress Pasca Trauma)
Banyak dari dalam diri kita masing-masing memiliki pengalaman-pengalaman traumatis ditinggal oleh orang yang dicintai, menderita penyakit serius, kecelakaan. melihat kejadian mengerikan dan lain-lain. Pada saat itu, kita mungkin akan merasa sangat gelisah atau takut, atau mengalami kesedihan yang mendalam. Tetapi biasanya rasa sakit hati akan berlalu, dan kehidupan menjadi lebih normal.
Namun sering seseorang yang mengalami suatu kejadian yang menakutkan atau pengalaman yang mengubah situasi kehidupan akan mengalami stress berat di mana ingatan-ingatan itu tidak berkurang, bahkan untuk sesaat. Pada beberapa orang, pengalaman di atas sangat ekstrem sehingga mereka tidak dapat menerima kenyataan yang dialami. Sebagai contoh adalah bencana. Begitu banyak bencana yang melanda dunia ini. Beberapa tahun belakangan ini. Jepang, pada tanggal 11 maret 2011 sekitar pukul 15.00 waktu Tokyo mengalami gempa berkekuatan 8.9 SR yang disertai dengan tsunami. Korban yang belum ditemukan dalam bencana ini, dan mungkin akan sulit untuk melakukan pencarian korban pasca bencana ini karena begitu banyaknya warga jepang yang tinggal ditempat itu. Selain orang jepang ada juga orang-orang dari Negara lain yang tinggal di tempat kejadian. Kejadian ini bukan hanya merusak infrastruktur saja tapi juga berpengaruh pada ekonomi dan keadaan psikologis warga yang berada disana. Warga yang selamat dari bencana gempa dan tsunami tersebut memiliki kemungkinan akan mengalami yang disebut dengan post traumatic stress disorder.
A. Pengertian Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Stres traumatik merupakan suatu reaksi yang alamiah terhadap peristiwa yang mengandung kekerasan (seperti kekerasan kelompok, pemerkosaan, kecelakaan, dan bencana alam) atau kondisi dalam kehidupan yang mengerikan (seperti kemiskinan, deprivasi, dll). Kondisi tersebut disebut juga dengan stres pasca traumatik (atau Post Traumatic Stress Disorder/ PTSD).
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa PTSD adalah sejenis gangguan kecemasan umum yang berkembang setelah mengalami kejadian yang menakutkan atau serangan fisik maupun perasaan terancam. Dimana, gejalanya dapat berupa pengalaman kembali kejadian traumatis, lebih sensitive, dan penumpulan emosi.
B. Penyebab PTSD
Seseorang mengembangkan PTSD adalah akibat respon terhadap suatu trauma yang ekstrem – sebuah kejadian yang mengerikan yang seseorang alami, saksikan, atau dipelajari, terutama yang mengancam hidup atau yang menyebabkan penderitaan fisik. Pengalaman tersebut menyebabkan seseorang merasakan takut yang sangat kuat, atau perasaan tidak berdaya.
Kaplan dan Sadock (1997) mengatakan bahwa gangguan stress paska traumatic dapat tampak pada setiap usia, namun paling menonjol pada dewasa muda, karena sifat situasi yang mencetuskannya. Untuk wanita, paling sering adalah penyerangan dan pemerkosaan. Jumlah perempuan yang mengalami trauma adalah dua kali dibandingkan dengan kaum pria.
C. Tsunami Di Jepang
Beberapa hari yang lalu saya membaca salah satu dari media situs internet menyebutkan bahwa seorang ibu berumur 70 tahun berhasil diselamatkan setelah berjuang mempertahankan diri dari gempa dan tsunami di Jepang utara tgl 11 Maret 2011 lalu. Dari saat gempa sampai ditemukan ibu ini, maka ibu ini telah berjuang selama 92 jam. Sungguh suatu yang mengherankan. Dilihat dari umur, sudah bisa dibayangkan betapa beratnya di usia itu untuk bisa bertahan hidup lebih dari 3 hari. Kondisi ibu itu masih shock dan belum dapat berbicara banyak. Ibu itu dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan yang lebih lanjut. Contoh dari kasus ini juga merupakan salah satu contoh terjadinya post traumatic stress disorder.
D. Gejala PTSD
Gejala-gejala Stres pasca trauma adalah sebagai berikut:
• Ingatan berulang tentang peristiwa itu.
• Berkurangnya secara jelas minat terhadap satu atau lebih aktivitas yang cukup berarti.
• Perasaan terlepas atau terasing dari orang lain.
• Afek yang menyempit atau afek depresif (murumg,sedih, putus asa).
• Kewaspadaan atau reaksi terkejut berlebihan.
• Gangguan tidur (disertai mimpi-mimpi yang mengelisahkan).
• Perasaan bersalah karena lolos dari bahaya maut, sedangkan orang lain tidak, atau merasa bersalah tentang perbuatan yang dilakukannya agar tetap hidup.
• Kesukaran konsentrasi.
• Penghindaraan diri dari aktivitas yang membangkitkan ingatan tentang peristiwa traumatic itu.
SUMBER :
Hawari, Dadang. 1996.Al-Quran, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. hal 416-417. Yogyakarta: Victory Jaya Abadi.
Kaplan, Harold I, Sadock, Benjamin J, & Grebb, Jack. A. 1997. Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Binarupa Aksara.
kompas.com , jumat 14 Maret 2011. 20.00 WIB

Senin, 14 Maret 2011

PENYESUAIAN DIRI

PENYESUAIN DIRI
Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan.
Pengertian
Pengertian penyesuaian diri pada awalnya berasal dari suatu pengertian yang didasarkan pada ilmu biologi yang di utarakan oleh Charles Darwin yang terkenal dengan teori evolusinya. Ia mengatakan: "Genetic changes can improve the ability of organisms to survive, reproduce, and, in animals, raise offspring, this process is called adaptation".(Microsoft Encarta Encyclopedia 2002).
Sesuai dengan pengertian tersebut, maka tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan tempat ia hidup seperti cuaca dan berbagai unsur alami lainnya. Semua mahluk hidup secara alami dibekali kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dengan cara menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan materi dan alam agar dapat bertahan hidup. Dalam istilah psikologi, penyesuaian (adaptation dalam istilah Biologi) disebut dengan istilah adjusment.
Adjustment itu sendiri merupakan suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri sendiri dan tuntutan lingkungan (Davidoff, 1991). Manusia dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam sekitarnya. Kehidupan itu sendiri secara alamiah juga mendorong manusia untuk terus-menerus menyesuaikan diri.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya.
Aspek-aspek Penyesuaian Diri
Menurut Fatimah (2006) penyesuaian diri memiliki dua aspek, yaitu sebagai berikut:
1. Penyesuaian Pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, dongkol. kecewa, atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
Sebaliknya kegagalan penyesuaian pribadi ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya gap antara individu dengan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungan. Gap inilah yang menjadi sumber terjadinya konflik yang kemudian terwujud dalam rasa takut dan kecemasan, sehingga untuk meredakannya individu harus melakukan penyesuaian diri.
2. Penyesuaian Sosial
Setiap iindividu hidup di dalam masyarakat. Di dalam masyarakat tersebut terdapat proses saling mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Dalam bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum. Dalam hal ini individu dan masyarakat sebenarnya sama-sama memberikan dampak bagi komunitas. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan adat istiadat yang ada, sementara komunitas (masyarakat) diperkaya oleh eksistensi atau karya yang diberikan oleh sang individu.
Apa yang diserap atau dipelajari individu dalam poroses interaksi dengan masyarakat masih belum cukup untuk menyempurnakan penyesuaian sosial yang memungkinkan individu untuk mencapai penyesuaian pribadi dan sosial dengan cukup baik. Proses berikutnya yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi norma-norma dan peraturan sosial kemasyarakatan. Setiap masyarakat biasanya memiliki aturan yang tersusun dengan sejumlah ketentuan dan norma atau nilai-nilai tertentu yang mengatur hubungan individu dengan kelompok. Dalam proses penyesuaian sosial individu mulai berkenalan dengan kaidah-kaidah dan peraturan-peraturan tersebut lalu mematuhinya sehingga menjadi bagian dari pembentukan jiwa sosial pada dirinya dan menjadi pola tingkah laku kelompok.
Kedua hal tersebut merupakan proses pertumbuhan kemampuan individu dalam rangka penyesuaian sosial untuk menahan dan mengendalikan diri. Pertumbuhan kemampuan ketika mengalami proses penyesuaian sosial, berfungsi seperti pengawas yang mengatur kehidupan sosial dan kejiwaan. Boleh jadi hal inilah yang dikatakan Freud sebagai hati nurani (super ego), yang berusaha mengendalikan kehidupan individu dari segi penerimaan dan kerelaannya terhadap beberapa pola perilaku yang disukai dan diterima oleh masyarakat, serta menolak dan menjauhi hal-hal yang tidak diterima oleh masyarakat.
Pembentukan Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri yang baik, yang selalu ingin diraih setiap orang, tidak akan dapat tercapai, kecuali bila kehidupan orang tersebut benar-benar terhindar dari tekanan, kegoncangan dan ketegangan jiwa yang bermacam-macam, dan orang tersebut mampu untuk menghadapi kesukaran dengan cara objektif serta berpengaruh bagi kehidupannya, serta menikmati kehidupannya dengan stabil, tenang, merasa senang, tertarik untuk bekerja, dan berprestasi.
Pada dasarnya penyesuaian diri melibatkan individu dengan lingkungannya, pada penulisan ini beberapa lingkungan yang dianggap dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup sehat bagi remaja, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan Keluarga
Semua konflik dan tekanan yang ada dapat dihindarkan atau dipecahkan bila individu dibesarkan dalam keluarga dimana terdapat keamanan, cinta, respek, toleransi dan kehangatan. Dengan demikian penyesuaian diri akan menjadi lebih baik bila dalam keluarga individu merasakan bahwa kehidupannya berarti.
Rasa dekat dengan keluarga adalah salah satu kebutuhan pokok bagi perkembangan jiwa seorang individu. Dalam prakteknya banyak orangtua yang mengetahui hal ini namun mengabaikannya dengan alasan mengejar karir dan mencari penghasilan yang besar demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan menjamin masa depan anak-anak. Hal ini seringkali ditanggapi negatif oleh anak dengan merasa bahwa dirinya tidak disayangi, diremehkan bahkan dibenci. Bila hal tersebut terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu yang cukup panjang (terutama pada masa kanak-kanak) maka akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan individu dalam menyesuaikan diri di kemudian hari. Meskipun bagi remaja hal ini kurang berpengaruh, karena remaja sudah lebih matang tingkat pemahamannya, namun tidak menutup kemungkinan pada beberapa remaja kondisi tersebut akan membuat dirinya tertekan, cemas dan stres.
Berdasarkan kenyataan tersebut diatas maka pemenuhan kebutuhan anak akan rasa kekeluargaan harus diperhatikan. Orang tua harus terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pengasuhan, pengawasan dan penjagaan pada anaknya; jangan semata-mata menyerahkannya pada pembantu. Jangan sampai semua urusan makan dan pakaian diserahkan pada orang lain karena hal demikian dapat membuat anak tidak memiliki rasa aman.
b. Lingkungan Teman Sebaya
Begitu pula dalam kehidupan pertemanan, pembentukan hubungan yang erat diantara kawan-kawan semakin penting pada masa remaja dibandingkan masa-masa lainnya. Suatu hal yang sulit bagi remaja menjauh dari temannya, individu mencurahkan kepada teman-temannya apa yang tersimpan di dalam hatinya, dari angan-angan, pemikiran dan perasaan. Ia mengungkapkan kepada mereka secara bebas tentang rencananya, cita-citanya dan dorongan-dorongannya. Dalam semua itu individu menemukan telinga yang mau mendengarkan apa yang dikatakannya dan hati yang terbuka untuk bersatu dengannya.
Dengan demikian pengertian yang diterima dari temanya akan membantu dirinya dalam penerimaan terhadap keadaan dirinya sendiri, ini sangat membantu diri individu dalam memahami pola-pola dan ciri-ciri yang menjadikan dirinya berbeda dari orang lain. Semakin mengerti ia akan dirinya maka individu akan semakin meningkat kebutuhannya untuk berusaha untuk menerima dirinya dan mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Dengan demikian ia akan menemukan cara penyesuaian diri yang tepat sessuai dengan potensi yang dimilikinya.
c. Lingkungan Sekolah
Sekolah mempunyai tugas yang tidak hanya terbatas pada masalah pengetahuan dan informasi saja, akan tetapi juga mencakup tanggungjawab pendidikan secara luas. Demikian pula dengan guru, tugasnya tidak hanya mengajar, tetapi juga berperan sebagai pendidik yang menjadi pembentuk masa depan, ia adalah langkah pertama dalam pembentukan kehidupan yang menuntut individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.
Pendidikan modern menuntut guru atau pendidik untuk mengamati perkembangan individu dan mampu menyusun sistem pendidikan sesuai dengan perkembangan tersebut. Dalam pengertian ini berarti proses pendidikan merupakan penciptaan penyesuaian antara individu dengan nilai-nilai yang diharuskan oleh lingkungan menurut kepentingan perkembangan dan spiritual individu. Keberhasilan proses ini sangat bergantung pada cara kerja dan metode yang digunakan oleh pendidik dalam penyesuaian tersebut. Jadi disini peran guru sangat berperan penting dalam pembentukan kemampuan penyesuaian diri individu.
Pendidikan remaja hendaknya tidak didasarkan atas tekanan atau sejumlah bentuk kekerasan dan paksaan, karena pola pendidikan seperti itu hanya akan membawa kepada pertentangan antara orang dewasa dengan anak-anak sekolah. Jika para remaja merasa bahwa mereka disayangi dan diterima sebagai teman dalam proses pendidikan dan pengembasangan mereka, maka tidak akan ada kesempatan untuk terjadi pertentangan antar generasi.
PERTUMBUHAN PERSONAL
A.Pengertian
Monks, Knoers, dan Haditono (1984) menyatakan bahwa pekembangan sama dengan pertumbuhan. Sementara menurut Kasiram, pertumbuhan mengandung arti adanya perubahan dalam waktu atau fungsi - fungsi mental, sedangkan perkembangan makna adanya pemunculan hal baru.
Menurut kartono pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi - fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam waktu tertentu. Kartini Kartono mendefinisikan perkembangan sebagai perubahan psikofisis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi - fungsi psikis dan fisis pada diri anak, yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam waktu tertentu. Menurut J.P.Chaplin (1972) perkembangan adalah proses perubahan jasmani dan rohani manusia menuju arah yang lebih maju dan sempurna.
B. Fase dan Tugas Perkembangan
Fase dan tugas perkembangan adalah tahapan perkembangan anak dan target yang harus dicapai seorang anak.
1. Fase dan tugas perkembangan menurut Buhler
a. Fase pertama (0 - 1 tahun)
Masa untuk memahami berbagai objek lingkunagan dan melatih fungsi yang berhubungan dengan gerakan - gerakan anggota badan.
b. Fase kedua (2 - 4 tahun)
Masa pengenalan dunia objektif dengan penghayatan yang subjektif. Mulai ada pengenalan pada diri sendiri, dengan bantuan bahasa dan kemauan sendiri.
c. Fase ketiga (5 - 8 tahun)
Masa sosialisasi pada anak. Masa dimana anak mulai memasuki masyarakat dan belajar mengenal lingkungan sekitar secara objektif. Belajar mengenai arti prestasi, pekerjaan dan tugas - tugas kewajiban.
d. Fase keempat (9 - 11 tahun)
Padamasa ini anak mencapai objektifitas tertinggi. Memasuki masa menyelidik, mencoba dan bereksperimen karena rasa ingin tahunya yang besar. Pada akhir fase ini anak mulai berpikir tentang diri pribadi.
e. Fase kelima (14 - 19 tahun)
Merupakan masa tercapainya keseimbangan diantara sikap kedalam diri sendiri dengan sikap keluar. Setelah berusia 16 tahun anak mulai belajar melepaskan diri dari persoalan tentang diri sendiri dan mengarahkan minatnya pada kehidupan yang konkret. Kemudian terbentuklah penyesuaian antara pengarahan keluar dan kedalam. Diantara subjek dan objek mulai terbentuk synthese. Kemudian individu memasuki masa dewasa.
2. Fase dan tugas perkembangan menurut Hurlock
a. Prenatal ( sebelum lahir )
b. Masa Natal
Lahir - 14 hari ( infancy ). Merupakan fase penyesuaian terhadap lingkungan.
Masa Bayi ( 2 minggu - 2 tahun ). Bayi sebelumnya tidak berdaya kini mulai berdiri sendiri karena tubuhnya mulai kuat.
Masa Anak ( 2 - 10/11 tahun ). Masa seorang anak mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan. Saat usia 6 tahun adalah masa penting proses sosialisasi.
c. Masa Remaja
Pra Remaja (mencari 11/12 - 13/14 tahun). Dikatakan sebagai fase negatif, dimana anak memperlihatkan tingkah laku yang cenderung negatif.
Remaja Awal (13/14 - 17 tahun). Masa dimana individu mencari identitas diri.
d. Dewasa
Dewasa Awal (21 - 40 tahun). Masa penyesuaian terhadap pola hidup baru dan harapan mengembangkan sifat - sifat, nilai - nilai yang serba baru.
Dewasa Menengah (40 - 60 tahun). Merupakan masa transisi, masa penyesuaian kembali. Masa mendekati masa dewasa.
3. Menurut Erikson
a. Masa Bayi (0 - 11/2 tahun). Masa sebuah kepercayaan harus ditanamkan bahwa dunia ini adalah tempat yang baik baginya.
b. Masa Toddler (11/2 - 3 tahun). Anak mulai memisahkan diri dari ibu dan lainnya kemudian menguasai diri, lingkungan, dan keteampilan dasar. Pengawasan orang tua sangat dibutuhkan untuk mengawasi perkembangan anak.
c. Awal Masa anak - anak (4 - 7 tahun). Anak mulai bersosialisaisi dan menyesuaikan diri dengan kelompok. Orang tua harus memberi contoh yang baik, karena anak akan mencontoh orang dewasa.
d. Akhir masa anak - anak (8 - 11 tahun). Masa berkelompok dan berorganisasi. Orang tua mengajarkan kerajinan, dan mengarahkannya pada hal yang positif.
e. Awal masa remaja (12 - 15 tahun). Masa transisi anak, anak mulai mencari kegiatan yang disenangi, orang tiua perlu mendukung asalkan bersifat positif.
f. Masa remaja sejati (16 - 18 tahun). Masa seorang anak menentukan tujuan hidupnya. Orang tua harus mendukung pilihannya demi kebaikan anak tersebut.
g. Awal masa dewasa (19 - 25 tahun). Seoranng anak mulai mandiri dengan apa yang telah dipilihnya. Bisa bekerja, menikah, atau kuliah.
h. Kedewasaan dan masa tua (25 tahun ke atas). Mulai tumbuh rasa kasih pada lawan jenis dan mulai memikirkan kebijakan-kebijakan dalam kehidupannya.
4. Menurut Havighurst
Menurutnya trugas perkembangan yaitu tugas-tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa hidup tertentu sesuai dengan norma - norma masyarakat serta kebudayaan.
a. Periode bayi dan anak kecil
Anak mulai belajar berjalan, berbahasa, dan mengendalikan geraknya, mulai belajar aturan sesuai jenis kelamin dan berhubungan dengan orang lain. Anak mulai mengenal realita fisik, realita sosial, dan belajar apa yang benar dan apa yang salah.
b. Periode anak sekolah
Mengenal hidup sehat, belajar peranan jenis kelamin, dan belajar berkelompok. Anak mulai belajar membaca, menulis, dan berhitung. Belajar tentang kehidupan sehari-hari dan mengalami perkembangan moralitas.
c. Masa muda
Anak menerima keadaan jasmaninya. Menerima peranan jenis kelamin, belajar mandiri secara emosional, dan belajar bertanggungjawab sebagai bagian masyarakat. Perkembangan gambaran dunia yang sebenarnya dan persiapan mandiri secara ekonomi.
d. Masa dewasa muda
Belajar membentuk keluarga kemudian menemukan kelompok sosial. Menerima tanggungjawab warga negara dan mulai bekerja.
e. Periode usia tengah baya
Menolong anak menjadi dewasa dan menerima terhadap percobaan fisik dan fisiologik. Mencapai tanggungjawab sosial dan warga negara serta mencapai standar hidup ekonomis.
f. Masa dewasa lanjut
Melakukan penyesuaian terhadap menurunnya kekuatan fisik, menyesuaikan dengan kematian teman hidup dan menemukan relasi kelompok. Memenuhi kewajiban sosial dan warga negara. Penyesuaian dengan masa pensiun.
C. Prinsip Perkembangan
1. Perkembangan bersifat progresif, teratur, koheren, dan berkesinambungan. Jadi tahap pertama dan selanjutnya saling berkaitan
2. Perkembangan menuju proses diferensiasi dan integrasi. Maksudnya anak adalah suatu totalitas yang perkembangan aspek fisik-motorik, mental, emosi, dan social saling berkaitan.
3. Perkembangan dimulai dari respons yang sifatnya umum menuju yang sifatnya khusus.
4. Perkembangan berlangsung secara berantai.
- Teori equilibrium mengatakan bahwa individu selalu berusaha mengatasi kesulitannya. Motif utama dari hidup ini adalah melepaskan diri dari semua rintangan untuk mencapai kepuasan dan keseimbangan batin.
- Teori Disequilibrium, menurut teori ini anak justru tidak mencari keseimbangan, dan sengaja mencari ketidakseimbangan dengan mencoba macam-macam aktivitas sesuai potensinya.
5. Kecepatan perkembangan anak yang satu berbeda dengan yang lain, baik perkembangan organ atau aspek kejiwaannya.
6. Perkembangan manusia tidak tetap terkadang naik terkadang turun. Menurut ahli psikologi anak biasanya mengalami masa krisis yakni krisis pertama pad usia 2 - 3 tahun anak menjadi egois dan bertingkah laku mendahulukan kepentingan pribadi. Krisis kedua pada usia 14 - 17 tahun anak sering membantah orang tua dalam mencapai identitas diri.
7. Perkembangan mendorong anak mempertahankan diri dari hal-hal yang negatif.
8. Perkembangan mengalami masa peka yaitu masa saat fungsi jasmani dan rohani berkembang dengan cepat.
9. Perkembangan tidak hanya dipengaruhi faktor pembawaannya tetapi didukung oleh lingkungan. Faktor pembawaannya hanyalah bakat untuk memberikan kemungkinan berkembang saja.
D. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
1. Faktor heriditas
Perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaannya sejak lahir baik dari keturunan orang tua, nenek moyang, atau karena memang ditakdirkan demikian.
2. Faktor lingkungan
Akan baik atau buruk seorang anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan bakat pembawannya dapat ditutup dengan pendidikan.
E. Aliran Psikologi dan Implikasinya Dalam Pembelajaran
1. Aliran Nativisme
Berpendapat bahwa perkembangan manusia sangat ditentukan bakatnya sejak lahir sehingga pengalaman tak berpengaruh apa - apa. Jadi anak harus diberi kebebasan mencari apa yang mereka perlukan.
2. Aliran empirisme
Menurut aliran empirisme seorang anak bagaikan kertas putih ketika dilahirkan dan lingkungan adalah tintanya sehingga akan jadi seperti apa kertas itu tergantung tinta yang melukisnya, sehingga pendidikan harus diberikan dengan baik agar anak dapat menerapkannya dalam masyarakat.
3. Aliran konvergensi
Aliran konvergensi menganggap factor hriditas dan lingkungan sama pentingnya.Bakat tak berarti tanpa pendidikan dan sebaliknya pengalaman tanpa bakat tak kan mampu berkembang dengan baik. Pendidikan perlu diberikan dengan tetap memperhatikan bakat siswa. Pendidikan formal yang diikuti bias ditmbahkan extrakulikuler sesuai minat atau bakat.
4. Aliran ?Gestalt
Aliran gestalt menurutnya kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin dianalisis ke dalam elemen-elemen. Keseluruhan lebih dari penjumlahan unsur-unsurnya. Keseluruhan lebih dulu ditanggapi perbagiannya, dan bagian-bagian tersebut harus memperoleh makna keseluruhan. Siswa diajak mempelajari konsep - konsep mata pelajaran, lalu diberi penjelasan mengenai konsep tersebut.
5. Aliran behaviorisme
Mengatakan bahwa manusia lahir tak membawa apa-apa, manusia berkembang berdasarkan stimulus dari lingkungan dan seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Pendidik harus menciptakan lingkungan belajar yang merangsang anak untuk belajar.
6. Aliran Konstruktivisme
Berpendapat bahwa dalam belajar anak itu aktif membangun pengetahuan tentang dunianya. Karena itu belajar dianggap sebagai proses yang bersifat personal dan aktif. Pendidik perlu memberikan rangsangan ( tugas ) agar siswa aktif mencari tahu untuk membangun pengetahuan pada dirinya.
7. Aliran humanism
Memandang bahwa belajar bukan sekedar pengembangan kualitas kognitifnya saja, tetapi melibatkan seluruh aspek yang ada. Dalam belajar mungkin perlu adanya variasi, seperti menggambar di taman atau halaman agar fisik dan sosialisasi dengan lingkunganpun tetap ada dalam belajar.
8. Aliran kognitif
Menurut aliran kognitif perkembangan kognitif ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pendidik harus menciptakan suasana lingkungan yang baik, menarik tetapi tetap membuat anak belajar atau berpikir.
Pertumbuhan adalah perubahan kearah yang semakin meningkat hingga batas tertentu dantidak mungkin menurun lagi. Sedangkan perkembangan adalah tahapan - tahapan perubahan yang berlangsung sepanjang usia. Perkembangan tidak ada batasnya dan kadang mengalami penurunan dan kadang berhenti.
Jadi perkembangan itu saling berkesinambungan dan berkaitan antara aspek yang satu dengan yang lainnya. Perkembangan bersifat umum menuju yang khusus dan berlangsung secara berantai. Terkadang anak mencari sendiri aktivitas sesuai potensinya dan tidak selalumencari keseimbangan. Kecepatan perkembangan seorang anak berbeda denngan yang lain dan berlangsung tidak tetap terkadang naik dan juga turun. Perkembangan mengalami masa peka dan mendorong anak menghindari hal-hal negative. Perkembangan tidak hanya ditentukan oleh bakat pembawaannya, tetapi juga bergantung pada lingkungannya sehingga anak perlu diberi pendidikan untuk perkembangannya.
Stress
DEFINISI STRESS
Menurut cooper (1994), Stess dapat didefinisikan sebagai tanggapan atau proses internal atau eksternal yang mencapai tingkat keteganagn fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi batas kemampuan subyek. Stress sangat bersifat individual pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan bebena yang dirasakannya (Hager,1999) Bahkan, Stress dapat mempengaruhi fungsi alat alat tubuh (Hawari,2000)
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa stress adalah suatu ketegangan yang memberikan dampak negatif bagi manusia dari segi fisik maupun psikis yang merupakan akibat dari segala tuntutan yang harus diselesaikannya.
MACAM MACAM STRESS
- Eustress
Yaitu stress yang memiliki dampak positif karena mampu mendorong individu-individu untuk melakukan hal hal terbaik dalam masalahnya.
- Distress
Yaitu stress yang meiliki dampak negative karena memberikan energy menyakitkan atau merugikan bahkan dapat menyebabkan :
a. Depresi
Hal ini ditandai munculnya rasa sedih, kesepian, merasa tidak berarti, berpikir untuk mati, sulit tidur, sering menangis, dan merasa tidak mampu lagi untuk berdiri.
b. Kecemasan
Hal ini ditandai denagn sering merasa tegang , kawatir, mudah marah, dan sering merasa takut.
Selain itu, Weiten (1992) menjelaskan adanya empat jenis stress, antara lain :
- Frustasi
Kondisi dimana seorang merasa jalan yang ditempuh untuk meraih tujuan terhambat
- Konflik
Kondisi ini muncul ketika dua atau lbih perilaku saling berbenturan, dimana masing masing perilaku tersebut butuh untuk diekspresikan atau malah saling memberatkan.
- Perubahan
Kondisi yang dijumpai ternyata merupakan kondiisi yang tidak semestinya seta membutuhkan adanya suatu penyesuaian.
Kondisi dimana terdapat suatu harapan yang sangat besar terhadap seseorang untuk melakukan perilaku tertentu.
MODEL-MODEL STRESS
Beberapa model-model stress (vivien, 2009), yaitu :
Model stress berdasarkan stimulus
Hukum elastisitas. Jika train yang dihasilkan melampaui batas elastisistasnya maka kerusakan akan terjadi. Stress sebagai cirri-ciri dari stimulus lingkungan yang dalam beberapa hal dianggap menggagu atau merusak. Stressor eksternal kan menimbulkan reaaksi stress atau strain dalam diri individu. Stress sebagai sesuatu yang dipelajari
Model stress berdasarkan respon
Menurut Selye (1982), terdiri dari 3 tahapan yaitu :
Reaksi alarm : respon siaga (fight or flight. Peningkata cortical hormon, emosi dan ketegangan
Fase perlawanan (resistance) : Bila respon adaftif tidak mengurangi persepsi terhadap ancaman, ditandai hormon kortikal tetap tinggi. Usaha fisiologis untuk mengatasi stress mencapai kapasitas penuh.
Reaksi kelelahan : Perlawanan terhadap stress yang berkepanjangan mulai menurun, fungsi otak tergantung perubanhan metabolisme, sistem kekebalan tubuh menjadi kurang efisien dan penyakit yang serius mulai timbul saat kondisi menurun.
Model stress berdasarkan transaksional
Lingkungan dan individu terjadi proses penilaian kognitif (cognitive approsial)
Individu bervariasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannnya yaitu dengan melakukan coping terhadap berbagai tuntutan
TAHAPAN STRESS
Menurut patel (1996) menjelskan adanya berbagai jenis reaksi stress yang umumnya dialami manusia meliputi :


Too little stress
Dalam kondisi ini seseorang belum mengalami tantangan yang berat dalam memenuhi kebutuhan pribadinya. Seluruh kemampuan belum sampai dimanfaatkan, serta kurangnya stimulasi mengakibatkan munculnya kebosanan dan kurangnya makna dalm tujusn hidup.
Optimum stress
Seseorang mengalami kehidupan yang seimbang pada situasi “atas” maupun “bawah” akibat proses manajemen yang baik oleh dirinya.
Yoo much stress
Dalam kondisi ini seseorang merasa telah melakukan pekerjaan yang terlalu banyak setiap hari. Dia mengalami kelelahan fisik maupun emosional, serta tidak mampu mnyediakan waktu nuntuk beristirahat . Kondisi ini dialami secara terus meneerus tanpa memperoleh hasil yang diharapkan.
Breakdown stress
Ketika pada tahap too much stress individu tetap meneruskan usahanya pada kondisi yang statis, kondisis akan berkembang menjadi adanya kecenderungan neurotis yang kronis atau munculnya rasa sakit psikonomatis.
GEJALA GEJALAA STRESS
Gejala psikologis
 Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung
 Perasaan frustasi
 Sensitif & Hyperreactivity
 Memendam perasaan, menarik diri, depresi
 Komunikasi yang tidak efektif
 Perasaan terkucil & terasing
 Kelelahan mental
 Kehilangan spontanitas dan kreativitas
 Menurunya rasa percaya diri

Gejala Fisiologis
 Menigkatnya denyut jantung, tekanan darah , dan kecendderungan mengalami penyakit
kardiovaskular
 Meningkatnyaa sekeresi dan hormone stress
 Gangguan gastrointestinal
 Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan.
 Kelelahan secra fisik
 Gangguan penapasan
 Gangguan pada kulit
 Sangguan tidur
 Rusaknya fungssi imun tubuh, termasuk resiko tinggi kemungkinan terkena kanker

Gejala perilaku
 Menurunyya prestasi
 Meningkatnya gangguan minuman keras dan obat obatan
 Perilaku makan yang tidak normal
 Meningkatnya agresitivitas, vamdalisme, dan kriminalitas
 Menurunya kualitas hubungan interpersonap dengan keluarga dan teman
 Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri
PENYEBAB STRESS
Luthans (1992) menyebutkan bahwa penyebab stress (stressor) terdiri dari empat hal utama, yakni :
- Extra organizational stressor, yang terdiri dari perubahan social atau teknologi, keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan,ras dan kelas, dan keadaan komunitas atau yempat tinggal.
- Organizational stressor
- Group stressorIndividual stessor

Sedangkan cooper dan Davidson (1991) membagi penyebab stress menjadi dua :
a. Group stresssors
b. Individual stressor
2. General Adaptation Syndrom (GAS)
ada beberapa fase :
a. Fase Alarm ( Waspada)
Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari dalam tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis dan reaksi fisiologis.
Tanda-tanda fisik :
- Curah jantung meningkat
- Peredaran darah cepat
- Banyak organ tubuh terpengaruh
- Memengaruhi denyut nadi
- Daya tahan tubuh menurun
Fase alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti :
- Pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah
- Akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi.
Hormon Hormon yang lain akan dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons melawan atau menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.
b. Fase Resistance (Melawan)
Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi gejala stress menurun àtau normal tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS.
c. Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.
Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersebut.

Referensi :

Alisjahbana, A., Sidharta, M, Davidoff, M.A.W, 1991, Menuju kesejahteraan Jiwa, Jakarta; Penerbit, PT Gramedia
Fatimah, N. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung : Pusaka Setia
Haditono (1984). Psikologi umum. Yogyakarta , Penerbit Andi
J.P.Chaplin (1972). ). Psikologi Perkembangan. Jakarta; Penerbit, PT Gramedia
cooper dan Davidson (1991) ; pengalih bahasa, Dominicus Rusdin-Jakarta; Bhuana Ilmu Populer, 2005.
Selye , 2006. Psikologi Remaja.Bandung: Pustaka Setia

Kamis, 03 Maret 2011

kepribadian sehat menurut erich fromm

Kepribadian yang sehat menurut Erich Fromm adalah pribadi yang produktif yaitu pribadi yang dapat menggunakan secara penuh potensi dirinya. Kepribadian yang sehat menurut Fromm ditandai beberapa hal antara lain pola hubungan yang sehat (konstruktif), bukan atas dasar ketergantungan ataupun kekuasaan dalam hubungan dengan orang lain, kelompok, dan Tuhan. Transendensi (kebutuhan untuk melebihi peran-peran pasif, melampaui perasaan tercipta menjadi pencipta yang aktif-kreatif). Perasaan berakar yang diperoleh melalui persaudaraan dengan sesama umat manusia, perasaan keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam masyarakat. Perasaan identitas sebagai individu yang unik. Memiliki kerangka orientasi (frame of reference) yang mendasari interpretasinya yang objektif terhadap berbagai peristiwa. Menurut tokoh lain, Viktor Frankl, hakekat eksistensi manusia terdiri dari tiga faktor, yaitu spiritualitas, kebebasan, dan tanggung jawab. Sama seperti Fromm, dan tokoh-tokoh lain yang menggambarkan kepribadian yang sehat (Carl Rogers, Maslow, Fritz Pearls), Frankl juga menegaskan faktor kebebasan/independency/otonomi (kebalikan dari ketergantungan). Kegagalan dalam menegakkan tiga faktor tersebut akan mengakibatkan frustrasi eksistensial yang ditandai oleh perasaan hampa/absurd (ragu akan makna hidupnya sendiri). Ada 4 segi tambahan dari kepribadian sehat yaitu cinta, pikiran, kebahagiaan, dan suara hati yang produktif. Cinta yang produktif adalah cinta yang memperhatikan serta membantu pertumbuhan dan perkembangan orang lain. Pikiran yang produktif adalah pikiran yang berfokus pada gejala-gejala dan mempelajarinya secara keseluruhan, bukan hanya dalam potongan-potongan. Suara hati yang produktif adalah suara hati yang memimpin dan mengatur diri sendiri. Cinta yang produktif adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana partner-partner dapat mempertahankan individualitas mereka. Diri orang tidak terserap atau hilang dalam cinta terhadap orang lain. Diri tidak berkurang dalam cinta produktif, melainkan diperluas, dibiarkan terbuka sepenuhnya. Suatu perasaan akan hubungan tercapai, tetapi identitas dan kemerdekaan seseorang terpelihara Cinta yang produktif itu merupakan suatu kegiatan dan bukan suatu nafsu. Cinta yang produktif tidak terbatas pada cinta yang erotis, tetapi mungkin merupakan cinta persaudaraan. Tercapainya cinta yang produktif merupakan salah satu dari prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam pengertian memelihara mereka) kesejahteraan mereka, membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka. Mencintai berarti memikul tanggung jawab untuk orang-orang lain. Fromm mengingatkan bahwa cinta yang produktif ini sukar dicapai. Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pikiran yang produktif berfokus pada seluruh gejala dengan mempelajari dan bukan pada kepingan-kepingan atau potongan-potongan gejala yang terpisah. Fromm percaya bahwa semau penemuan dan wawasan yang hebat pasti melibatkan pikiran objektif. Kebahagiaan merupakan suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif. Kebahagiaan bukan karena suatu perasaan atau keadaan yang menyenangkan melainkan kondisi yang meningkatkan seluruh organisme, menghasilkan penambahan gaya hidup, meningkat kesehatan fisik, dan pemenuhan potensi-potensi seseorang. Fromm menyatakan bahwa suatu perasaan kebahagiaan merupakan bukti bagaimana keberhasilan seseorang ”dalam seni kehidupan”. Suara hati ada dua tipe suara hati, yaitu suara hati otoriter dan suara hati humanistis. Suara hati otoriter adalah penguasa dari luar yang diinternalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Apabila orang itu bertingkah laku berlawanan dengan kode moral itu (atau bahkan berpikir untuk bertingkah laku demikian), maka dia mengalami perasaan bersalah. Jadi ’wasit’ dari tingkah laku dan pikiran terletak diluar diri dan bertindak untuk menghalangi fungsi dan pertumbuhan yang penuh dari diri.
Sumber : Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat. Alih bahasa : Yustinus. Yogya : Kanisius

kepribadian sehat menurut abraham maslow

Ciri” pribadi yang sehat menurut Abraham maslow:

Menerima realitas secara tepat
Menerima diri dan orang lain apa adanya
Bertidak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain
Memiliki ruang untuk diri pribadi
Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak
Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat
Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman
Mengarah pada nilai-nilai demokratis
Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh
Memiliki rasa humor yang tinggi
Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif
Memiliki integritas diri yang total

Penjelasan:

1. Menerima realitas secara tepat
Orang-orang yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya secara objektif, teliti terhadap arang lain, mampu menemukan denagn cepat penipuan dan ketidakjujuran. Mereka bersandar semata-mata pada keputusan dan persepsi mereka sendiri serta tidak terdapat pandangan-pandangan yang berat sebelah atau prasangka-prasangka.
Kepribadian-kepribadian yang tidak sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran subyektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin objektif kita mampu menggambarkan kenyataan, maka semakin baik kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuyk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi efisien secara intelektual.
2. Menerima diri dan orang lain apa adanya
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka. Kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banayk memikirkannya. Meskipun individu-individu yang sangat sehat ini memiliki kelemahan–kelemahan atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap hal-hal tersebut.
Karena orang-orang sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya, orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
3. Bertidak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka.
Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adapt-adat social.
Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
4. Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
Orang yang mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwq pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan; tentu, sesuatu yang harus mereka lakuakn tidak semata-mata suatu pekerjaan untuk mendapat penghasilan.
Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan kemampuan-kemempuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang paling, dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan apa..
5. Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada orang-orang lain untuyk kepuasan mereka dan dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan meeka sangatt egosentris dan terarah kepada dir mereka sendiri.
Sebaliknya, orang-orang neuorotis biasanya snagat emosional tergantung pada orang-orang lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk diri mereka.
6.Memiliki ruang untuk diri pribadi
Pengaktualisasian diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social dan fisik. Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis atau kerugian. Kemalangan-kemalangan yang dapat mengahncurkan orang-orang yang sehat mungkin hamper tidak dirasakan oleh mereka. Mereka mempertahankan suatu ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat oleh orang-orang yang kurang sehay sebagai malapetaka.
7. Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
Menghargai pengalaman-pemgalaman tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum. Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa berterima kasih terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
8. Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak
Dimana orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman-pengalaman keagamaan yang mendalam.
Maslow menunjukan bahwa tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada pengalaman- pengalaman yang ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan ini kadang- kadang dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih sehat memiliki pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada orang- orang biasa, dan mungkin sering kali terjadi setiap hari.
9. Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat
Pengaktualisasian diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.. Mereka adalah anggota dari satu keluarga (manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap anggota lain dalam keluarga.
Orang- orang yang sehat mengetahui bahwa mereka dapat mencapai hal- hal dengan lebih baik daripada orang-orang lain dan bahwa mereka melihat dan memahamii hal- hal itu dengan lebih jelas.mereka mungkin kerapkali merasa tertekan atau marah karena tingkah laku orang- orang lain yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka cepat memahami dan memaafkannya.
10. Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman
Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang- orang lain daripada orang- orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu lain.
Meskipun orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri berbudi baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak- anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau sombong.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11. Mengarah pada nilai-nilai demokratis
Orang yang sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas social, tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka sangat siap mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat mengajarkan sesuatu kepada mereka.
12. Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh
Dapat membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita- cita jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah. Orang yang kurang sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam hal- hal etis, terombang- ambing, atu berganti-ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya.
13.Memiliki rasa humor yang tinggi
Orang-orang yang kurang sehat menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasa sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa rendah diri dari orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul. Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang khusus. Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang dituju dan juga menyimpulkan tertawa
14. Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif
kreatifitas merupakan suatu sifat yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi- pengaktualisaasi diri mereka adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita mengamati dan beraksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni
15.Memiliki integritas tinggi yang total
Pengaktualisasi – pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh- pengaruh social, untuk berpikir atau bertindak menurut cara- cara tertentu. Akan tetapi mereka tidak terus terang menenrang kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini mungkin tampaknya seperti suatu pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari kepribadian yang sangat sehat.

referensi :
Schultz, Duane. Psikologi Pertumbuhan: Model – Model Kepribadian Sehat. Jogjakarta: Kanisius, 1991.
Lur Rochman, Kholil.(2010). Kesehatan Mental.Purwokerto: STAIN press.
Suryabarata, Sumadi.2007.Psikologi Kepribadian.Jakarta: Raja Grafindo
Schultz Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta: Kanisius.
Nurihsan, J. 2007.Teori Kepribadian.Bandung : T Remaja Rosdakarya

kepribadian menurut rogers yang meliputi ciri ciri orang yang berfungsi sepenuhnya

Keterbukaan pada pengalaman
Keterbukaan pada pengalaman adalah lawan dari sikap defensif.Setiap pendirian dan perasaan yang berasal dari dalam dan di luar disampaikan ke sistem saraf organisme tanpa distorsi atau rintangan.
-Kehidupan Eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya,hidup sepenuhnya dalam setiap moment kehidupan.Setiap pengalaman dirasa segar dan baru,maka dari itu ada kegembiraan karena setia pengalaman tersingkap.
-Kepercayaan Terhadap Organisme Orang lain
Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar merupakan pedoman yang sangat dapat diandalkan. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls-impuls yang timbul seketika dan intuitif.
-Perasaan Bebas
Rogers percaya bahwa semakin seseorang sehat secara psikologis,semakin juga ia mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternatif pikiran dan indakan.
-Kreativitas
Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Orang-orang terbuka sepenuhnya kepada semua pengalaman,yang percaya akan organisme lain mereka sendiri,yang fleksibel dalam keputusan serta tindakan. Bertingkah laku spontan,berubah,bertumbuh dan berkembang sebaai respon atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam. Rogers percaya bahwa orang-orang yang berfungsi sepenuhnya lbih mampu menyesuikan diri dan dapat bertahan hidup terhadap perubahan-perubahan yang drastis.

referensi :
Schultz, Duane. Psikologi Pertumbuhan: Model – Model Kepribadian Sehat. Jogjakarta: Kanisius, 1991.
Lur Rochman, Kholil.(2010). Kesehatan Mental.Purwokerto: STAIN press.
Suryabarata, Sumadi.2007.Psikologi Kepribadian.Jakarta: Raja Grafindo
Schultz Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta: Kanisius.
Nurihsan, J. 2007.Teori Kepribadian.Bandung : T Remaja Rosdakarya

peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu

Pribadi yang berfungsi sepeuhnya adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan.

kepribadian menurut rogers yang meliputi perkembangan kepribadian "self'"

Self merupakan konsep pokok dari teori kepribadian Rogers, yaitu :
a) terbentuk melalui medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu
b) bersifat integral dan konsisten
c) menganggap pengalaman yang tak sesuai dengan struktur self sebagai ancaman
d) dapat berubah karena kematangan dan belajar.

pendapat allport tentang kesehatan mental

Kepribadian yang matang merupakan label positif bagi orang yang dianggap telah mencapainya. Berikut adalah tujuh kriteria dari Allport tentang sifat-sifat khusus kepribadian yang sehat.
1. Perluasan Perasaan Diri
Ketika orang menjadi matang, ia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri.
2. Relasi Sosial yang Hangat
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain, yaitu kapasitas untuk mengembangkan keintiman dan untuk merasa terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu mengembangkan relasi intim dengan orangtua, anak, pasangan, dan sahabat. Ini merupakan hasil dari perasaan perluasan diri dan perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.
3. Keamanan Emosional
Kualitas utama manusia sehat adalah penerimaan diri. Mereka menerima semua segi keberadaan mereka, termasuk kelemahan-kelemahan, dengan tidak menyerah secara pasif terhadap kelemahan tersebut. Selain itu, kepribadian yang sehat tidak tertawan oleh emosi-emosi mereka, dan tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu. Mereka dapat mengendalikan emosi, sehingga tidak mengganggu hubungan antarpribadi. Pengendaliannya tidak dengan cara ditekan, tetapi diarahkan ke dalam saluran yang lebih konstruktif.
4. Persepsi Realistis
Orang-orang sehat memandang dunia secara objektif. Sebaliknya, orang-orang neurotis kerapkali memahami realitas disesuaikan dengan keinginan, kebutuhan, dan ketakutan mereka sendiri. Orang sehat tidak meyakini bahwa orang lain atau situasi yang dihadapi itu jahat atau baik menurut prasangka pribadi. Mereka memahami realitas sebagaimana adanya.
5. keterampilan dan Tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri di dalam pekerjaan tersebut.
6. Pemahaman Diri
Memahami diri sendiri merupakan suatu tugas yang sulit. Ini memerlukan usaha memahami diri sendiri sepanjang kehidupan secara objektif. Untuk mencapai pemahaman diri yang memadai dituntut pemahaman tentang dirinya menurut keadaan sesungguhnya. Jika gambaran diri yang dipahami semakin dekat dengan keadaan sesungguhnya, individu tersebut semakin matang.
7. Filsafat Hidup
Orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Ia memiliki perasaan akan tujuan, perasaan akan tugas untuk bekerja sampai tuntas sebagai batu sendi kehidupannya. Allport menyebut dorongan-dorongan tersebut sebagai keterarahan (directness).

sumber :
Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Lur Rochman, Kholil.(2010). Kesehatan Mental.Purwokerto: STAIN press.
Schultz Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta: Kanisius.
Nurihsan, J. 2007.Teori Kepribadian.Bandung : T Remaja Rosdakarya

Perbedaan Psikoanalisa, Behaviorisme, dan Humanistik terhadap kepribadian sehat :

1. PSIKOANALISA
Aliran psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini mengabaikan Potensi yang dimiliki oleh manusia.
Pandangan kaum psikoanalisa, hanya memberi kepada kita sisi yang sakit atau kurang, ‘sisi yang pincang’ dari kodrat manusia, karna hanya berpusat pada tingkah laku yang neuritis dan psikotis.
Sigmund freud dan orang-orang yang mengikuti ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kebribadian yang sehat; atau kebribadian yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.
Jadi, aliran ini memberi gambaran pesimis tentang kodrat manusia, dan manusia dianggap sebagai korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak.
2. BEHAVIORISME
Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu system kompleks yang bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas.
Jadi, manusia dilihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan manusia di anggap tidak memiliki diri sendiri.
3. HUMANISTIK
Para ahli psikologi humanistik, telah memiliki sudut pandang yang segar terhadap kodrat manusia. Apa yang mereka lihat adalah suatu tipe individu yang berbeda dari apa yang digambarkan oleh behaviorisme dan psikoanalisa, yaitu bentuk-bentuk psikologi tradisional. Aliran ini menganggap setiap orang memiliki kemampuan untuk lebih baik.
Bagi ahli-ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Meskipun kebanyakan ahli psikologi humanistik tidak menyangkal bahwa stimulus-stimulus dari luar, instink-instink, dan konflik-konflik masa kanak-kanak mempengaruhi kebribadian, namun mereka tidak percaya bahwa manusia merupakan korban yang tidak dapat berubah dari kekuatan-kekuatan negatif. .
Manusia harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial menghambat.
Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada.
Para pendukung gerakan potensi manusia mengemukakan bahwa ada suatu tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sangat diperlukan, yang melampaui’normalitas’. Mereka berpendapat bahwa manusia perlu memperjuangkan tingkat pertumbuhan yang lebih maju supaya merealisasikan atau mengaktualisasikan semua potensinya, dan tidak cukup hanya seseorang bebas dari sakit emosional. Dengan kata lain, tidak adanya tingkah laku neurotis atau psikotis, tidak cukup untuk menilai seseorang sebagai pribadi yang sehat. Tidak adanya sakit emosional hanya merupakan suatu langkah pertama yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemenuhan, karna seorang individu harus mencapai sesuatu yang lebih jauh lagi.
SUMBER :
Baihaqi, MIF. (2008). Psikologi Pertumbuhan, Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan Optimisme.
Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Lur Rochman, Kholil.(2010). Kesehatan Mental.Purwokerto: STAIN press.
Schultz Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta: Kanisius.
Nurihsan, J. 2007.Teori Kepribadian.Bandung : T Remaja Rosdakarya

Rabu, 02 Maret 2011

DEPRESI

kata pengantar
Pertama-tama saya ucapkan terima kasih kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas ini sebaik mungkin dan juga saya berterima kasih kepada ibu dosen yang telah memberi pengarahan sehingga tugas saya ini dapat terselesaikan. Apabila dalam tugas saya ini terdapat kesalahan harap dimaklumi karena saya masih pada tahap pembelajaran dan mohon masukan dan kritik yang membangun agar tugas saya diwaktu yang akan datang bisa lebih baik lagi, semoga tugas yang saya tulis mengenai “ Depresi ” dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pendahuluan
Depresi merupakan salah satu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, merasa tidak berharga, merasa kosong, dan tidak ada harapan, berpusat pada kegagalan dan menuduh diri, dan sering disertai iri dan pikiran bunuh diri, klien tidak berminat pada pemeliharaan. Diri dan aktivitas sehari-hari. (Kelliat, B.A, 1996). Menurut Chaplin (2005) depresi adalah pada orang normal yang mengalami ganguan kemurungan (kesedihan, patah semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan, dan pesimisme menghadapi masa yang akan datang, pada kasus patlogis, merupaan ketidakmauan ekstrim untuk mereaksi terhadap rangsang disertai menurunnya nilai diri, delusi ketidakpasan, tidak mampu, dan putus asa. Para psikiater berpandangan bahwa banyak sekali depresi merupakan respon terhadap stress emosional daripada penyakit atau sakit tertentu. Kebanyakan dokter melakukan perawatan lewat strategi individual dan berbagai teknik manajemen stress.
Dasar Teori
1) Teori Psikodinamik
Gangguan alam perasaan depresi dapat terjadi karena ketidakseimbangan elektrolit, yaitu perubahan natriun dan kalium didalam neuron (Gibbson dikutip dari Towsend , M C, 1995). Perubahan biokimia (noreefinefrin, dopamine dan serotonin) juga mempengaruhi keadaan emosional individu. Rendahnya kadar noreefinefrin dan dopamine mengakibatkan individu berada dalam episode depresi dan sebaliknya meningkatkan kadar norefinefrin dan dopamine didalam otak mengakibatkan perilaku maniak.
2) Teori Agresi berbalik
Depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang yang dialihkan pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan obyek, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik menjadi perasaan menyalahkan diri sendiri.
3) Teori Kehilangan
Berhubungan dengan faktor perkembangan misalnya kehilangan orang tua pada masa anak, perpisahan yang bersifat traumatis denagn orang yang sangat dicintai, individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.
d. Teori Kognitif
Depresi terjadi sebagai akibat gangguan perkembangan terhadap penilaian diri, yaitu penilaian negatif terhadap diri, sehingga terjadi gangguan proses pikir. Individu menjadi pesimis dan memandang dirinya tidak adekuat dan tidak berharga serta hidup sebagai tidak harapan.
Aaron Beck (teoritis kognitif) menghubungkan pengembangan depresi dengan adopsi dari cara berfikir yang bias atau terdistorsi secara negatif di awal kehidupan. Konsep ini dikenal dengan istilah ’segi tiga kognitif dari depresi’ (cognitive triad of depression).
Aspek dari segi tiga tersebut adalah:
a. Pandangan negatif tentang diri sendiri
b. Pandangan negatif tentang lingkungan
c. Pandangan negatif tentang masa depan
Berbagai jenis distorsi kognitif yang diasosiasikan dengan depresi:
a. Cara berfikir ”semua atau tidak sama sekali” (all or nothing thinking)
b. Generalisasi yang berlebihan
c. Filter mental
d. Mendiskualifikasikan hal-hal positif
e. Tergesa-gesa membuat kesimpulan
f. Membesar-besarkan dan mengecilkan (catastrophic thinking)
g. Penalaran emosional
h. Pernyataan-pernyataan keharusan
i. Memberi label dan salah melabel
j. Melakukan personalisasi
Ciri-Ciri Depresi
1. Gampang Naik Darah
2. Capek
3. Jadi Lemot
4. Insomnia
5. Nafsu makan berubah
6. Jadi sensi
7. Merasa dirinya tidak berguna
8. Kepercayaan dirinya merosot
9. Cenderung menutup diri dari pergaulan sosial.


Penyebab Depresi
Secara umum orang mengalami depresi karena salah satu kejadian atau situasi sebagai berikut:
1) Kehilangan orang yang dicintai, mungkin karena kematian
2) Peristiwa traumatis atu stressfull, misalnya mengalami kekerasan, deprifasi sosial yang kronik atau penolakan sosial.
3) Penyakit fisik yang kronis
4) Obat- obatan atau narkoba
5) Adanya penyakit mental lain
6) Seseorang yang mempunyai orang tua atau saudara kandung yang mengalami depresi akan mengalami peningkatan resiko mengalami depresi juga.

Secara khusus faktor- faktor yang menyebabkan depresi adalah sebagai berikut:
A. Faktor genetik
B. Faktor Biokimia
C. Faktor Lingkungan

Tipe Gangguan Depresi
Menurut DSM IV Gangguan depresi terbagi dalam 3 kategori (Wenar & Kerig, 2000), yaitu:
1. Gangguan depresi berat (Mayor depressive disorder).
2. Gangguan distimik (Dysthymic disorder)
3. Gangguan afektif bipolar atau siklotimik (Bipolar affective illness or cyclothymic disorder).

Klasifikasi Depresi
Menurut PPDGJ klasifikasi depresi adalah sebagai berikut :
1. Episode depresif ringan
2. Episode depresif sedang
3. Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
4. Episode depresif berat dengan gejala psikotik
contoh kasus :
Dari tipe-tipe depresi salah satu tipe yang terjadi pada kisaran usia 30 tahunan ialah Ganguan Depresi Berat, seperti contoh kasus yang di bawah:
Bapak Juned adalah seorang bapak berusia pertengahan 30-an. Ia datang berkonsultasi ke psikiater atas anjuran dari salah seorang rekannya. Saat datang untuk pertama kalinya, terlihat bahwa mimik wajahnya murung dan nampak tidak bersemangat. Ketika dilakukan wawancara dan pemeriksaan psikiatrik, suaranya pelan, gerak-geriknya minimal, dan ia sering menanyakan ulang pertanyaan yang ditanyakan oleh psikiater pemeriksa.
Bapak Juned menceritakan bahwa ia sudah merasa sedih berkepanjangan di mana hampir tak ada satu haripun ia merasa bahagia selama 1 bulan terakhir dan aktivitasnya terbatas di dalam rumah saja. Satu bulan lalu ternyata ia baru saja di PHK dari pekerjaannya. Rasa sedihnya disertai dengan penurunan berat badan yang nyata sekitar 3-4 kg karena hilangnya nafsu makan, kehilangan semangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari, sulit untuk jatuh tidur atau kalau pun bisa ia mudah sekali terbangun dari tidurnya.
Setelah beberapa saat kemudian,Bapak Juned bercerita bahwa perasaan sedihnya bertambah parah semenjak dua minggu terakhir, ia menjadi mudah menangis tanpa sebab-sebab yang jelas dan ia merasa pesimis dengan masa depannya serta keluarganya. Akhir-akhir ini, ia berpikir bahwa hidupnya tidak berharga dan lebih baik ia mati saja. Semenjak di PHK Bapak Juned juga tidak pernah lagi mencoba mencari pekerjaan baru karena merasa putus asa dengan hidupnya selain itu saat ini dia menjadi menarik diri dari pergaulan padahal dahulu ia dikenal sebagai orang yang aktif dalam kegiatan RT di lingkungannya. Rasa sedihnya menjadi bertambah parah karena Bapak juned mulai kebingungan akan pembiayaan hidupnya sehari-hari beserta keluarganya.

Dampak Depresi
- Terganggunya fungsi social dan fungsi pekerjaan
- Mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi
- Mengalami ketidak berdayaan yang dipelajari
- Tindakan bunuh diri yang menyebabkan kematian
- Hilangnya rasa percaya diri, semangat hidup, kreativitas, antusiasme dan optimisme.
- Menjadi pesimis memandang hidupnya, seakan hilang harapan, tidak ada yang bisa memahami dirinya.
Treatment Untuk Mengatasi Depresi
Orang yang terkena depresi harus segera ditangani karena kalau berkepanjangan, dapat mengakibatkan bunuh diri yang berujung pada kematian. Makin lama seseorang mengalami depresi, makin lemah daya tahan mentalnya, makin habis energynya, makin habis semangatnya, makin terdistorsi pola pikirnya sehingga dia tidak bisa melihat alternative solusi, tidak bisa melihat ke depan, tidak menemukan harapan, tidak bisa berpikir positif. Ini menyebabkan orang melihat bahwa bunuh diri menjadi solusi satu-satunya.
Depresi akan lebih baik ditangani dengan psikoterapi karena dengan psikoterapi, Dibantu untuk menemukan akar permasalahannya dan melihat potret diri secara lebih obyektif. Psikoterapi ditujukan untuk membangun pola pikir yang obyektif dan positif, rasional dan membangun strategi yang sehat dalam menghadapi masalah. Keterbukaan remaja untuk mengemukakan masalah yang sedang dihadapinya akan membantu proses penyembuhan dirinya. Ada beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi depresi pada remaja, yaitu:
1. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif dalam memandang diri dan masa depan sehingga akan memunculkan suatu kekuatan dari dalam dirinya bahwa dirinya mampu untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Psychodinamic Psychotherapy
Psychodinamic Psychotherapy digunakan untuk membantu remaja memahami, mengidentifikasi perasaan, meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengatasi konflik yang sedang dialami.
3. Interpersonal Psychoterapy
Interpersonal Psychoterapy digunakan untuk mengatasi depresi yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa yang menyebabkan kesedihan atau trauma, kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Terapi Suportif
Terapi suportif digunakan untuk mengurangi taraf depresi. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan terapi saat awal mengalami depresi, beratnya depresi, motivasi, kualitas terapi, dukungan orangtua, kondisi keluarga (apakah orangtua juga menderita depresi atau tidak, ada atau tidak konflik dengan keluarga, kehidupan yang penuh stres atau tidak, dsb). Selain itu, juga diperlukan terapi keluarga untuk mendukung kesembuhan remaja penderita depresi.

Semoga pembahasan tentang depresi pada remaja, dapat memberikan manfaat bagi Anda dan dapat mencegah meningkatnya jumlah remaja yang mengalami depresi serta membantu menciptakan hubungan yang lebih sehat antara orangtua dengan anaknya.
Kesimpulan
Jadi Depresi bisa terjadi pada semua usia baik anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa sekalipun, pada pembahasan diatas ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Depresi antara lain faktor genetik, biokimia, dan faktor Lingkungan. Menurut Chaplin (2005) depresi adalah pada orang normal yang mengalami ganguan kemurungan (kesedihan, patah semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya kegiatan, dan pesimisme menghadapi masa yang akan datang dan gejala-gejala Depresi yaitu : Gampang naik darah, capek, jadi lemot, insomnia, nafsu makan berubah, jadi sensi, merasa dirinya tidak berguna, kepercayaan dirinya merosot, cenderung menutup diri dari pergaulan sosial.

Daftar Pustaka
Goliszek, Dr. Andrew/Dr. Andrew Goliszek; pengalih bahasa, Dominicus Rusdin-Jakarta; Bhuana Ilmu Populer, 2005.





.