Senin, 10 Juni 2013
BENTUK - BENTUK UTAMA DALAM TERAPI
Terapi SupOrtif adalah Suatu terapi yang tidak merawat atau memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan meningkatkan kenyamanan pasien.
Tujuan Psikoterapi Suportif jenis ini ialah:
- Menguatkan daya tahan mental yang dimilikinya
- Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri. ( Maramis, 2005)
- Meningkatkan kemampuan adaptasi lingkungan (Anonym , 2001)
- Mengevaluasi situasi kehidupan pasien saat ini , beserta kekuatan sertakelemahannya, untuk selanjutnya membantu pasien melakukan perubaha realistic apa saja yang memungkinkan untuk dapat berfungsi lebih baik (Tomb,2004)
Cara-cara psikoterapi suportif antara lain sebagai berikut:
• Ventilasi atau (psiko-) kataris
• Persuasi atau bujukan (persuasion)
• Sugesti
• Penjaminan kembali ( reassurance)
• Bimbingan dan penyuluhan
• Terapi kerja
• Hipno-terapi dan narkoterapi
• Psikoterapi kelompok
• Terapi prilaku
B. Terapi Reeducative :
Terapi Reeducative adalah untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri.
Tujuan dari reeducative therapy adalah untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri kembali, memodifikasikan tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi kreatif yang ada. Cara-cara psikoterapi reedukatif antara lain ialah sebagai berikut :
Cara-cara Psikoterapi reduktif ialah :
– Terapi hubungan antar-manusia (relationship-therapy)
– Terapi sikap (attitude therapy)
– Terapi wawancara (interview therapy)
– Analisa dan sinthesa yang distributive (terapi psikobiologik Adolf meyer)
– Konseling terapetik
– Terapi case-work
– Reconditioning
– Terapi kelompok yang reedukatif
– Terapi somatic
Terapi Reconstuctive : Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknaya dialam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luas daripada struktur kepribadian dan pengluasan pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru.
Cara psikoterapi reconstructive :
Psikoanalisa freud dan Psikoanalisa non freud psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa dengan cara : asosiasi bebas, analisis mimpi, hipoanalisa/sintesa, narkoterapi, terapi main, terapi kelompok analitik. 1. Beberapa jenis psikoterapi suportif semua dokter kiranya harus dapat melakukan psikoterapi suportif jenis katarsis, persuasi, sugesti, penjaminan kembali, bimbingan dan penyuluhan (konseling) kembali memodifikasi tujuan dan membangktikan serta memprgunakan potensi kreatif yang ada.
http://www.scribd.com/doc/27950595/psikoterapi-suportif
Senin, 06 Mei 2013
PERBEDAAN KONSELING DAN PSIKOTERAPI
PENGERTIAN
Konseling adalah proses wawancara tatap muka antara dua orang (konselor dan klien) yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada klien, sehingga klien dapat menyelesaikan permasalahannya dan lebih berkembang dalam kehidupan sekarang dan masa depannya.
Psikoterapi ialah pengobatan penyakit dengan cara kebatinan atau penerapan teknis khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri setiap hari, atau penyembuhan lewat keyakinan agama dan diskusi personal dengan para guru atau teman.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KONSELING DAN PSIKOTERAPI
a. Persamaan Psikoterapi dan Konseling
Persamaan antara konseling dan psikoterapi adalah membantu dan memberikan perubahan,perbaikan kepada klien (yaitu, eksplorasi-diri, pemahaman-diri, dan perubahan tindakan/perilaku) agar klien dapat sehat dan normal dalam menjalani hidup dan kehidupannya.
Keduanya juga merupakan bantuan yang diberikan dengan mencoba menghilangkan tingkah laku merusak-diri (self-defeating) pada klien.
b. Perbedaan
Perbedaan antara konseling dan psikoterapi adalah:
• Konseling
1. Berpusat pandang masa kini dan masa yang akan datang melihat dunia klien.
2. klien tidak dianggap sakit mental dan hubungan antara konselor dan klien itu sebagai teman yaitu mereka bersama-sama melakukan usaha untuk tujuan-tujuan tertentu, terutama bagi orang yang ditangani tersebut.
3. konselor mempunyai nilai-nilai dan sebagainya, tetapi tidak akan memaksakannya kepada individu yang dibantunya konseling berpusat pada pengubahan tingkah laku, teknik-teknik yag dipakai lebih bersifat manusiawi.
4. konselor bekerja dengan individu yang normal yang sedang mengalami masalah.
• Psikoterapi
1. Berpusat pandang pada masa yang lalu-melihat masa kini individu,
2. klien dianggap sakit mental.
3. klien dianggap sebagai orang sakit dan ahli psikoterapi (terapis) tidak akan pernah meminta orang yang ditolongnya itu untuk membantu merumuskan tujuan-tujuan,
4. Terapis berusaha memaksakan nilai-nilai dan sebagainya itu kepada orang yang ditolongnya.
5. Psikoterapis berpusat pada usaha pengobatan teknik-teknik yang dipakai adalah yang telah diresepkan,
REFERENSI:
Gunarsa, Singgih D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Senin, 18 Maret 2013
PSIKOTERAPI
DEFINISI
Psikoterapi berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Psikoterapi merupakan usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, mental, atau terapi pikiran.
Orang yang melakukan psikoterapi disebut Psikoterapis. Seorang psikoterapis bisa dari kalangan dokter, psikolog atau orang dari latar belakang apa saja yang mendalami ilmu psikologi dan mampu melakukan psikoterapi.
Psikoterapi merupakan proses interaksi formal antara dua pihak atau lebih, yaitu antara klien dengan psikoterapis yang bertujuan memperbaiki keadaan yang dikeluhkan klien. Seorang psikoterapis dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologisnya akan membantu klien mengatasi keluhan secara professional dan legal.
CIRI-CIRI UTAMA PSIKOTERAPI
Tiga ciri utama psikoterapi, yaitu:
1. Proses : berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional, legal dan menganut kode etik psikoterapi.
2. Tujuan : untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi masalah psikologis atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada.
3. Tindakan: seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya.
Psikoterapi didasarkan pada fakta bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara berpikir, proses emosi, persepsi, believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah dengan pendekatan psikologis.
TUJUAN PSIKOTERAPI
Tujuan psikoterapi antara lain:
• Mengatasi pola perilaku yang terganggu
• Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
• Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.
• Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
• Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
• Mengembangkan potensi klien.
• Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
• Memodifikasi struktur pola pikiran.
• Memperoleh pengetahuan tentang diri sendiri.
• Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
• Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
• Membantu penyembuhan penyakit fisik.
• Meningkatkan kesadaran diri.
• Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
• Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan dan masih banyak lagi.
Psikoterapi berbeda dengan pengobatan tradisional yang sering memandang gangguan psikologis sebagai gangguan karena sihir, kesurupan jin atau karena roh jahat. Anggapan-anggapan yang kurang tepat tersebut karena sebagian masyarakat terlalu mempercayai tahayul dan kurang wawasan ilmiahnya.
Dalam psikoterapi, gangguan psikologis diidentifikasi secara ilmiah dengan standar tertentu. Kemudian dilakukan proses psikoterapi menggunakan cara-cara modern yang terbukti berhasil mengatasi hambatan psikologis. Dalam psikoterapi tidak ada hal-hal yang bersifat mistik. Klien psikoterapi juga tidak diberi obat, karena yang sakit adalah jiwanya, bukan fisiknya.
Psikoterapi hanya digunakan untuk menangani orang waras yang sedang mengalami masalah psikologis, atau untuk membantu orang normal yang ingin meningkatkan kemampuan pikirannya, bukan orang gila . Sedangkan penanganan orang gila adalah urusan Rumah Sakit Jiwa (RSJ).
Dalam sesi Psikoterapi, Klien akan diajak membahas dan menganalisa hambatan psikologis yang ada dalam diri Klien, kemudian mencari pemecahannya dengan cara menerapkan metode psikoterapi yang paling cocok. Psikoterapi hanya bisa dilakukan apabila Klien ingin disembuhkan atau ingin berubah. Psikoterapi tidak bisa dipaksakan kepada orang yang tidak mau dibantu.
METODE PSIKOTERAPI
Ada banyak metode psikoterapi yang bisa diterapkan, diantaranya adalah
- Psychoanalysis
- Gestalt Therapy
- Cognitive Behavioural Therapy
- Behaviour Therapy
- Body-Oriented Psychotherapy
- Expressive Therapy
- Interpersonal Psychotherapy
- Narrative Therapy
- Conditioning, Mental Imagery
- Neurolinguistic Programming
- Laughter Therapy
- Self Programming
- Spiritual Therapy
- Transpersonal Psychotherapy
- Relaxation Therapy
- Forgiveness Therapy
- Trance Psychotherapy,
- Neurofeedback
- dan lain-lain
Psikoterapis yang memahami masalah Klien akan memberikan metode terapi yang paling tepat bagi Klien. Interaksi antara Klien dan psikoterapis akan seperti persahabatan. Seorang psikoterapi tidak bisa membantu dengan maksimal apabila Klien tidak mau terbuka mengenai masalah Klien. Oleh karena itu, sebelum Klien menemui psikoterapis, Klien harus membuka diri untuk mendapatkan sahabat baru.
MASALAH YANG BISA DIBANTUi
Psikoterapi bisa digunakan untuk mengatasi berbagai masalah psikologis. Setiap masalah, tentu saja berbeda cara penanganannya. Psikoterapis yang baik adalah psikoterapis yang menguasai cukup banyak metode terapi dan mampu mengaplikasikan metode yang tepat kepada klien.
Ada gangguan psikologis yang sudah terbukti bisa disembuhkan atau paling tidak bisa diringankan dengan psikoterapi.
Gejala masalah psikologis yang bisa dibantu dengan psikoterapi:
1. Berhenti Merokok. 20. Menambah Nafsu Makan
2. Bingung Menentukan Pilihan. 21. Menghilangkan Pikiran Negatif
3. Depresi. 22. Migraine
4. Fobia. 23. Paranoid.
5. Frigiditas & Impotensi Karena Sebab Psikologis. 24. Perilaku Obsesif Kompulsif
6. Gangguan Bicara. 25. Psikosomatis.
7. Gangguan Tidur. 26. Sakit Hati
8. Halusinasi. 27. Serangan Panik
9. Kebiasaan Buruk. 28. Stress
10. Kecemasan Berlebihan. 29. Suka Sesama Jenis
11. Kemalasan & Kebiasaan Menunda. 30. Ketegangan.
12. Kesulitan Diet / Menurunkan Berat Badan. 31. Takut Gagal
13. Kesulitan Mencapai Orgasme Pada Wanita. 32. Takut Gemuk
14. Takut Berbicara Di Depan Umum 33. Takut Penyakit
15. Ketergantungan / Kecanduan. 34. Takut Serangan Jantung
16. Konflik Diri. 35. Tidak Percaya Diri
17. Luka Batin. 36. Tidak Bisa Mengendalikan Diri
18. Menaikkan Berat Badan. 37. Trauma.
19. Menaikkan berat badan 38. Trauma berat badan.
Nama gangguan psikologis yang bisa dibantu dengan psikoterapi:
1. Acute Stress Disorder | Gangguan stres akut
2. Agoraphobia | Takut pada ruang terbuka
3. Adjustment Disorder | Ketidakmampuan menyesuaikan diri
4. Anxiety Due To A Physical Disorder | Kecemasan karena penyakit fisik
5. Anxiety Neuroses | Kecemasan neurosis
6. Anxiety Lepidopterophobia | Takut pada kupu-kupu
7. Antisocial Personality | Kepribadian antisosial
8. Anorexia Nervosa | Takut gemuk, tubuh kurus
9. Anxiety Disorder | Sering cemas tanpa sebab
10. Avoidant Personality | Kepribadian tertutup, tidak suka bersosialisasi
11. Aphonia | Kehilangan kemampuan bicara
12. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) | Hiperaktif dan gangguan konsentrasi
13. Bipolar Disorder | Emosi yang tidak stabil, berubah-ubah antara gembira dan depresi.
14. Binge Eating Disorder | Suka makan berlebihan tanpa kontrol
15. Bulimia Nervosa | Tidak mau gemuk, setelah makan kemudian dimuntahkan
16. Conversion Disorder | Masalah psikologis yang muncul dalam bentuk penyakit fisik
17. Cognitive Disorders | Gangguan kognitif
18. Compulsive Eating Disorder | Dorongan makan berlebihan
19. Cyclothymic Disorder | Gangguan mood, gampang berubah suasana hati.
20. Communication Disorder | Gangguan komunikasi
21. Depression | Depresi, sedih, putus asa
22. Dependent Personality Disorder | Tidak bisa mandiri, selalu bergantung kepada orang lain
23. Dissociative Amnesia | Kelupaan disosiatif
24. Dissociative Fugue | Kelupaan sebagaian pengalaman hidup
25. Delusional Disorder | Gangguan delusi, meyakini sesuatu yang tidak benar
26. Dissociative Disorder | Gangguan disosiatif
27. Dissociative Identity Disorder | Gangguan identitas disosiatif
28. Dyspareunia | Nyeri ketika hubungan seksual yang tidak disebabkan penyakit fisik.
29. Dyslexia | Kesulitan memahami bahasa tulisan
30. Eating Disorder | Masalah makan dan nafsu makan
31. Female Orgasmic Disorder | Kesulitan orgasme pada wanita
32. Generalized Anxiety Disorder | Gangguan cemas menyeluruh
33. Gender Identity Disorder | Masalah identitas kelamin
34. Hypochondriasis | Meyakini menderita suatu penyakit, padahal uji medis menyatakan sehat
35. Hypoactive Sexual Desire Disorder | Kehilangan gairah seksual
36. Hypersomnia | Banyak tidur, mudah tertidur, tidak bisa menahan kantuk
37. Hysterical Neurosis | Histeria neurosis, gejala histeris seperti kesurupan
38. Learning Disorders | Kesulitan belajar
39. Male Erectile Disorder | Ketidakmampuan ereksi atau impotensi
40. Male Orgasmic Disorder | Kesulitan orgasme atau ejakulasi pada pria
41. Narcissistic Personality | Kepribadian narsistik, merasa dirinya penting
42. Neurasthenia | Perasaan penat yang sangat parah
43. Obsessive Compulsive Disorder (OCD) | Adanya dorongan melakukan sesuatu secara berulang-ulang
44. Obsessive-Compulsive Personality Disorder (OCPD) | Gangguan kepribadian obsesif kompulsif
45. Obesity | Kegemukan, ketidakmampuan mengontrol berat badan sendiri
46. Pain Disorder | Rasa nyeri yang tidak ada sebab medis
47. Panic Disorder | Sering panik, mau pingsan, seperti mau terkena serangan jantung
48. Panic Disorder With Agoraphobia | Serangan panik ketika berada di tempat terbuka atau ketika keluar dari rumah
49. Phobic Disorders | Fobia, rasa takut yang berlebihan dan tidak wajar
50. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) | Gangguan stress yang muncul setelah mengalami peristiwa yang mengguncang jiwa
51. Postpartum Depression | Depresi setelah melahirkan
52. Postpartum Psychosis | Gangguan mental setelah melahirkan
53. Paranoid | Dihantui oleh rasa kaut, merasa akan dicelakai oleh seseorang
54. Personality Disorder | Gangguan kepribadian
55. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) | Gangguan kesehatan fisik dan mental pada masa menstruasi
56. Psychasthenia | Kombinasi antara fobia dan obsesif kompulsif
57. Psychosomatic Disorder | Gangguan psikologis yang muncul dalam bentuk gangguan fisik
58. Sexual Dysfunctions | Ketidakmampuan melakukan hubungan seksual
59. Sexual Aversion Disorder | Benci dengan hubungan seksual
60. Sleeping Disorder | Gangguan tidur, susah tidur, insomnia, mimpi buruk
61. Social Anxiety Disorder | Kecemasan akan situasi sosial
62. Social Phobia | Takut dengan tempat umum yang banyak orang
63. Somatization Disorder | Penyakit fisik yang disebabkan oleh gangguan pikiran, masalah perasaan atau stress.
64. Schizoid Personality | Suka menyendiri dan berfantasi
65. Tourette's Syndrome | Sering mengeluarkan suara pekikan atau siulan tanpa kendali
66. Trauma Disorders | Gangguan Trauma
67. Vaginismus | Kekejangan pada vagina saat berhubungan seks.
METODE PSIKOTERAPI :
Dalam ilmu psikologi, ada banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk terapi. Semua metode itu merupakan hasil pemikiran dan penelitian para pakar psikologi dari berbagai penjuru dunia. Dari sekian banyak metode psikoterapi yang ada, bisa dikategorikan dalam lima pendekatan, yaitu:
1. Psychoanalysis & Psychodynamic
Pendekatan ini fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadar. Psychodynamic (Psikodinamik) pertama kali diciptakan oleh Sigmund Feud (1856-1939), seorang neurologist dari Austria. Teori dan praktek psikodinamik sekarang ini sudah dikembangkan dan dimodifikasi sedemikian rupa oleh para murid dan pengikut Freud guna mendapatkan hasil yang lebih efektif.
Tujuan dari metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya masalah di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi. Dengan memahami masalah yang dialami, maka seseorang bisa mengatasi segala masalahnya melalui “insight” (pemahaman pribadi).
Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan psikodinamik adalah: Ego State Therapy, Part Therapy, Trance Psychotherapy, Free Association, Dream Analysis, Automatic Writing, Ventilation, Catharsis dan lain sebagainya.
2. Behavior Therapy
Pendekatan terapi perilaku (behavior therapy) berfokus pada hukum pembelajaran. Bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar sepanjang hidup. Tokoh yang melahirkan behavior therapy adalah Ivan Pavlov yang menemukan “classical conditioning” atau “associative learning”.
Inti dari pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Misalnya pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang ketakutan terhadap ular. Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa "ketika saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan".
Tokoh lain dalam pendekatan Behavior Therapy adalah E.L. Thorndike yang mengemukakan konsep operant conditioning, yaitu konsep bahwa seseorang melakukan sesuatu karena berharap hadiah dan menghindari hukuman
Berbagai metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan behavior therapy adalah Exposure and Respon Prevention (ERP), Systematic Desensitization, Behavior Modification, Flooding, Operant Conditioning, Observational Learning, Contingency Management, Matching Law, Habit Reversal Training (HRT) dan lain sebagainya.
3. Cognitive Therapy
Terapi Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive Therapy lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar dalam cognitive therapy antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck.
Tujuan utama dalam pendekatan cognitive adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional. Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan Cognitive adalah Collaborative Empiricism, Guided Discovery, Socratic Questioning, Neurolinguistic Programming, Rational Emotive Therapy (RET), Cognitive Shifting. Cognitive Analytic Therapy (CAT) dan sebagainya.
4. Humanistic Therapy
Pendekatan Humanistic Therapy menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja, bukan mengarahkan perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk mempengaruhi klien, melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan kesadaran dan berubah atas dasar kesadarannya sendiri.
Metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan humanistik adalah Gestalt Therapy, Client Cantered Psychotherapy, Depth Therapy, Sensitivity Training, Family Therapies, Transpersonal Psychotherapy dan Existential Psychotherapy.
5. Integrative / Holistic Therapy
Yang sering saya temui adalah seorang klien mengalami komplikasi gangguan psikologis yang mana tidak cukup bila ditangani dengan satu metode psikoterapi saja. Oleh karena itu, saya menggunakan beberapa metode psikoterapi dan beberapa pendekatan sekaligus untuk membantu klien saya. Hal ini disebut Integrative Therapy atau Holistic Therapy, yaitu suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.
Itulah beberapa metode psikoterapi yang sering saya gunakan dalam membantu klien-klien saya untuk berubah. Selain metode yang saya sebutkan di atas, kadang juga saya menggunakan metode-metode psikoterapi lain yang terbukti efektivitasnya. Karena begitu banyaknya metode psikoterapi, maka tidak mungkin menjelaskan satu per satu di halaman ini. Cukuplah untuk Anda ketahui bahwa metode psikoterapi yang saya gunakan adalah metode yang tebukti dan diakui manfaatnya dalam dunia psikologi modern.
REFERENSI : Antai Otong Deborah (1995). Psychiatric Nursing. Philadelphia : W.B. Company Baihaqi MIF (et al) (2005) Psikiatri: Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan. Bandung: PT Refika Aditama. Davison, Gerald C., Neale John M., dan Kring, Ann M. (2006) Psikologi Abnormal (Penterjemah: Noermalasari Fajar). Jakarta: Rajawali Pers. Dirgagunarsa, Singgih. (1999) Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara. Geral Corey (2005) Theory and Practice of Counceling & Psychotherapy.seven edition Copyright:Brooks/Cole. Gestrude K. Mc. Farland (1991). Psychiatric Mental Health Nursing. Philadelphia : J. B. Lippincot Company Gintings, E.P. (1999) Mengantisipasi Stres dan Penaggulangannya. Yogyakarta: Andi. Hunsberg and Abderson (1989). Psychiatric Mental Health Nursing, Philadelphia : W.B. Saunders Company. Hurlock, (1999). Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta. Indra Majid (2013) . Gejala Gangguan Psikologis : Memahami Ciri Adanya Gangguan Mental Pada Manusia. Terdapat pada: http://www.psikiterapis.com. Diakses pada 18 Maret 2013 John Santrock (1999). Psychology The Sciences of Mind and behavior, University of dallas, Brown Publiser. Kartini Kartono. (2000) Psikologi Abnormal. Bandung: Mandar Maju. Maramis, W.F. (2008) Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University. Merriem-Webster OnLine. (2009) “Abnormal Psychology”. Terdapat pada: http://www.aolsvc.merriem-webster.aol.com/. Diakses pada 10 November 2009. Smet, Bart. (1994) Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Surya Mohamad (2003), Teor-teori Konseling :Bandung,Pustaka bani Quraisy. Stuart GW Sundeen, 1995, Principle and practice of Psychiatric Nursing, Mosby Year Book, St. Louis. W.E., Maramis, Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga Press, Surabaya, 1990. Wikipedia, the Free Encyclopedia. (2013) “Psychosis”. Terdapat pada: http://www. En.wikipedia.org/wiki/Psychosis. Diakses pada 18 Maret 2013. Wiramihardja, Sutardjo A. (2005) Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: PT Refika Aditama. Yulia Singgih D. (2000) Azas-azas Psikologi Keluarga Idaman. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Minggu, 13 Januari 2013
My Certificate
Biodanza yang disebut juga dengan dance of life adalah salah satu teknik intervensi terbaru dari ilmu psikologi, yang ditemukan oleh Rolando Toro dari Chile.
Merupakan sebagian cara yang dilakukan seseorang untuk mengantisipasi dan menjauhkan stres dari kehidupannya, mulai dari kegiatan olahraga, mengatur pola makan, mendengarkan musik, yoga dan bahkan meditasi.
Setumpuk tuntutan dan tekanan yang diterima baik dari lingkungan maupun pekerjaan membuat kita terlebih anak-anak sulit mengekspresikan diri dan jadi lebih mudah stres.
Direktur Representative School of Empathy Indonesia Rustika Thamrin menuturkan teknik intervensi biodanza adalah pendekatan yang unik, karena mengutamakan ekspresi diri dan auto regulasi dengan menggabungkan berbagai kekuatan antara lain kekuatan musik, gerak dan tari, serta kekuatan interaksi kelompok.
Dia menuturkan dalam kegiatan biodanza ini, ada beberapa orang berkumpul di dalam satu ruangan dan melakukan berbagai gerakan seperti tarian, berjalan, serta berlari yang menyenangkan, sehingga bisa membuat peserta menjadi lebih rileks. Bahkan seperti kembali ke masa anak-anak yang sedang bermain gembira ria.
“Melalui aktivitas fisik yang menyenangkan membuat peserta lebih merasa bahagia. Pendekatan ini akan membuat orang lebih mudah mengekspresikan dirinya, sehingga bisa mencegah stres,” ungkap Rustika.
Dia menjelaskan program SOE dirancang oleh
Prof. Marcus Stueck dari University of Leipzig, Jerman.
PENGARUH KOMPUTER TERHADAP PSIKOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini, perkembangan teknologi telah merambah ke berbagai bidang. Teknologi
tidak lagi sekedar untuk teknologi, tapi teknologi yang telah mencakup berbagai
ranah kehidupan manusia, teknologi yang telah mempengaruhi kehidupan manusia,
teknologi yang telah menjadi bagian integral kehidupan manusia.
Di era digital ini, semakin banyak anak-anak yang memiliki
akses komputer di rumah atau di sekolah untuk banyak hal, dimulai dari
permainan komputer, membantu mengerjakan pekerjaan rumah bahkan melakukan
chatting, email ataupun browsing di internet
Meningkatnya jumlah waktu yang dipergunakan oleh anak-anak
di rumah dan di sekolah dalam berinteraksi dengan komputer menimbulkan
pertanyaan tentang bagaimana teknologi komputer mempengaruhi perkembangan
psikologi mereka. Dalam makalah ini menyajikan pembahasan terbatas terhadap
efek penggunaan komputer di rumah terhadap perkembangan aspek fisik, kognitif,
emosi, sosial, dan motorik. Secara umum perkembangan anak yang diperkenalkan
dengan teknologi komputer relatif lebih baik aspek-aspek tertentu pada anak-anak
daripada anak-anak yang sama sekali belum dikenalkan dengan teknologi
komputer.
.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori Perkembangan Anak
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinou
(berkesinambungan) dalam diri individu mulai dari lahir sampai meninggal. Salah
satu prinsip perkembangan adalah proses yang tidak pernah berhenti (never
ending process). Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang
dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Prinsip yang lain
adalah semua aspek perkembangan saling mempengaruhi, baik aspek fisik, emosi,
inteligensi maupun sosial. Terdapat hubungan yang positif diantara aspek-aspek
tersebut :
1.
Perkembangan
fisik
Pertumbuhan
tubuh dan otak, meliputi pola-pola perubahan di dalam kapasitas sensoris,
keterampilan-keterampilan motorik, serta kesehatan merupakan bagian dari perkembangan
fisik (physical development). Misalnya, seorang anak yang
sering mengalami infeksi pada kuping bisa lebih lambat perkembangan bahasanya
dibandingkan anak tanpa masalah seperti itu. Selama masa pubertas, perubahan
fisik dan hormon tiba-tiba berdampak terhadap perkembangan makna diri.
Sebaliknya, perubahan-perubahan fisik di dalam otak pada beberapa orang yang
sudah tua bisa mengarah pada kemunduran kecerdasan dan kepribadian.
2.
Perkembangan
kognitif
Perubahan
dan stabilitas di dalam kemampuan-kemampuan mental, seperti belajar,
memperhatikan, mengingat, menggunakan bahasa, berpikir, menalar, dan kreatif
membentuk perkembangan kognitif (cognitive development).
Peningkatan dan kemunduran kognitif sangat terkait dengan faktor-faktor fisik,
emosional, dan sosial. Kemampuan bicara bergantung pada perkembangan fisik
mulut dan otak. Seorang anak yang perkembangan bahasanya cepat matang cenderung
memunculkan reaksi positif dari orang lain dan memperoleh penghargaan diri.
Perkembangan ingatan mencerminkan perolehan atau kehilangan pada hubungan fisik
di dalam otak. Orang dewasa yang mengalami kesulitan mengingat nama-nama orang
mungkin merasa canggung dan grogi pada situasi-situasi sosial.
3.
Perkembangan
psikososial
Perubahan
dan stabilitas di dalam emosi, kepribadian, dan hubungan sosial bersama-sama
membentuk perkembangan psikososial (psychososial
development), dan hal ini dapat memengaruhi fungsi kognitif dan fisik.
Kecemasan mengerjakan tes dapat mengganggu kinerja. Dukungan sosial dapat
membantu orang-orang mengatasi dampak potensial stres yang negatif pada fisik
dan kesehatan mental.
Memahami perkembangan anak merupakan salah satu upaya untuk mendidik atau
membimbing anak, agar mereka dapat mengembangkan potensi dirinya seoptimal
mungkin. Masa anak-anak merupakan periode perkembangan yang cepat dan
terjadinya perubahan dalam banyak aspek perkembangan. Selain itu, pengalaman
masa kecil mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perkembangan berikutnya. Untuk
itu perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, yaitu
hereditas dan lingkungan.
Saat ini, para ilmuwan di bidang genetika perilaku telah menemukan berbagai
cara untuk mengukur peran hereditas dan lingkungan yang lebih tepat dalam
perkembangan trait-trait khusus sebuah populasi. Ketika kita menelaah orang
tertentu, bagaimanapun penelitian yang berhubungan dengan seluruh karakteristik
menunjukkan bauran bawaan dan pengalaman. Dengan demikian, meskipun kecerdasan
memilki komponen hereditas yang kuat, rangsangan dari orang tua, pendidikan,
pengaruh teman seusia, dan variabel lainnya juga berpengaruh.
B.
Peran Kematangan
Banyak perubahan yang lazim pada bayi dan anak-anak, seperti munculnya
kemampuan berjalan dan berbicara, yang terlihat berkaitan dengankematangan (maturation)
tubuh dan otak. Pengembangan urutan alamiah perubahan fisik dan pola perilaku,
termasuk kesiapan untuk menguasai berbagai kemampuan baru seperi berjalan dan
berbicara. Sebagaimana anak-anak tumbuh menjadi remaja dan kemudian menjadi
dewasa, perbedaan-perbedaan individual dalam karakteristik bawaan dan
pengalaman hidup memainkan peran yang lebih besar, seperti halnya orang
beradaptasi terhadap kondisi internal dan eksternal yang mereka hadapi sendiri.
Meskipun demikian, kematangan bisa berlanjut memengaruhi beberapa proses
biologis.
Dalam upaya untuk memahami perkembangan manusia, kita perlu menelusuri berbagai
karakteristik bawaan yang memberikan awal kehidupan khusus bagi tiap orang.
Kita juga perlu mempertimbangkan banyak faktor lingkungan dan pengalaman yang
memengaruhi orang, terutama dalam konteks seperti keluarga, lingkungan tempat
tinggal, status ekonomi sosial, suku bangsa, dan budaya. Kita perlu memahami
perkembangan yang terutama bersifat kematangan dan yang lebih bersifat
perbedaan individual.
C.
Berbagai Lingkungan Perkembangan
Manusia adalah makhluk sosial. Sejak awal, mereka berkembang di dalam
lingkungan sosial dan sejarah. Bagi seorang anak, biasanya lingkungan yang
terdekat adalah keluarga, tetapi selanjutnya keluarga mendapatkan pengaruh yang
luas dan mengalami perubahan terus menerus dari lingkungan di sekitar rumah,
komunitas, dan masyarakat.
1.
Keluarga
Keluarga
mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Erik
Erickson sebagaimana dikutip oleh Monksmengajukan delapan
tahapan perkembangan psikologis dalam kehidupan seorang individu dan itu semua
bergantung pada pengalaman yang diperolehnya dalam keluarga. Selama tahun
pertama, seorang anak harus mengembangkan suatu kepercayaan dasar (basic
trust), tahun kedua dia harus mengembangkan otonominya, dan pada tahun
berikutnya dia harus belajar inisiatif dan industri yang mengarahkannya ke
dalam penemuan identittas dirinya.
Pada
usia sekitar 2 atau 3 tahun, anak banyak belajar mengenai berbagai macam kooordinasi
visio-motorik. Aktivitas-aktivitas senso- motorik telah dapat diintegrasi
menjadi aktivitas yang dikoordinasi. Hal ini penting misalnya pada waktu
mencontoh sebuah gambar atau sebuah benda. Apa yang dilihat dengan mata harus
dapat dipindahkan dengan motoriknya menjadi sebuah pola tertentu. Sekitar tahun
ke empat semua pola loko-motorik yang biasa sudah dapat dikuasainya.
2.
Status Sosial
Ekonomi dan Lingkungan
Gabungan faktor-faktor sosial dan ekonomi yang menggambarkan seorang individu
atau keluarga, meliputi pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan. Banyak
penelitian yang mengaitkan SSE (sosioeconomic) dengan proses-proses
perkembangan (seperti interaksi ibu secara oral dengan anak-anak mereka) dan
hasil perkembangan (seperti kesehatan dan kinerja kognitif). SES memengaruhi
berbagai proses dan hasil tersebut secara tidak langsung melalui faktor-faktor
yang saling terkait, seperti jenis rumah dan lingkungan di sekitar rumah yang
mereka huni serta mutu gizi, perawatan kesehatan, dan sekolah yang tersedia
untuk mereka.
3.
Ras/Suku
Istilah
ras, yang secara historis dan terkenal dipandang sebagai pengelompokan biologis
yang bisa diidentifikasi, sekarang disepakati oleh kebanyakan para ahli sebagai
kontruk sosial, dengan tidak ada konsensus ilmiah yang jelas mengenai
definisinya serta mustahil diukur secara konsisten. Variasi genetik manusia
muncul sepanjang rangkaian kesatuan yang luas, dan 90% variasi muncul di dalam
diantara ras-ras yang ditetapkan secara sosial. Namun demikian, ras sebagai pengelompokan
sosial tetap menjadi satu faktor dalam penelitian karena bisa membuat perbedaan
pada “cara individu diperlakukan, tempat mereka tinggal, peluang kerja, dan
mutu pelayanan kesehatan.
D.
Tugas Prakembang Fase Kanak-kanak
Pada perkembangannya, seorang anak akan melewati beberapa tugas prakembang agar
perkembangan fisik dan psikologinya berjalan dengan baik. Tugas-tugas
prakembang pada fase kanak-kanak diantaranya adalah : mempelajari keterampilan
fisik, membangun sikap sehat untuk mengenal diri sendiri, belajar menyesuaikan
diri dengan teman seusia (peer group), menggabungkan peran sosial pria
dan wanita dengan tepat, mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk
membaca, menulis dan berhitung, mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan
tata serta tingkatan nilai, mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok
sosial dan lembaga-lembaga, serta mencapai kebebasan pribadi.
Untuk memenuhi fase prakembang ini, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
penguasaan tugas-tugas perkembangan, yaitu :
1.
Yang
menghalangi
a)
Tingkat perkembangan yang mundur
b)
Tidak ada kesempatan untuk mempelajari
tugas-tugas perkembangan atau tidak ada bimbingan untuk dapat menguasainya
c)
Tidak ada motivasi
d)
Kesehatan yang buruk
e)
Cacat tubuh
f)
Tingkat kecerdasan yang rendah
2.
Yang membantu
a)
Tingkat perkembangan yang normal atau
yang diakselerasikan
b)
Kesempatan-kesempatan untuk belajar
tugas-tugas dalam perkembangan dan bimbingan untuk menguasainya
c)
Motivasi
d)
Kesehatan yang baik dan tidak cacat
e)
Tingkat kecerdasan yang tinggi
f)
Kreativitas
E.
Aplikasi Komputer pada Anak
Komputer telah menjadi bagian hidup dari masyarakat saat ini, tidak hanya orang
dewasa, tetapi juga bagi anak-anak. Selain memiliki manfaat, komputer juga
dapat memberi dampak negatif. Tentu saja amat dibutuhkan kepedulian orang tua
dan juga para pendidik untuk mencegah anak terkena dampak negatif dari kotak
canggih ini.
Kebanyakan orang tua saat ini merasa serba salah jika anak mereka bersahabat
dengan komputer. Keinginan kuat agar anak mereka tidak gagap teknologi dan bisa
lebih banyak belajar melalui komputer terkadang kendur ketika melihat dampak
negatif yang sering ditimbulkan dari penggunaan komputer yang tidak tepat.
Sebenarnya kemunculan teknologi komputer sendiri sesungguhnya bersifat netral.
Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul dari alat ini tentu saja lebih
banyak tergantung dari pemanfaatannya. Bila anak-anak dibiarkan menggunakan
komputer secara sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif. Sebaliknya,
komputer akan memberikan pengaruh positif bila digunakan dengan bijaksana,
yaitu membantu pengembangan intelektual dan motorik anak.
1.
Dampak Positif
a)
Dengan menggunakan komputer, anak menjadi
lebih senang belajar karena adanya perangkat lunak pendidikan yang diprogram
sedemikian menariknya. Semakin anak tertarik akan program tersebut, semakin
tertarik pula dia untuk belajar. Misalnya, perangkat lunak program pengetahuan
dasar membaca. Anak akan lebih suka belajar membaca melalui program yang
disertai gambar yang dapat bergerak dan bersuara, tulisan yang dapat membuka
halaman lain, atau huruf-huruf yang dapat berubah-ubah warna daripada belajar
membaca melalui buku yang itu-itu saja.
b)
Selain program pendidikan, komputer juga
menawarkan program aplikasi berbentuk permainan elektronik yang pada umumnya
tidak secara khusus diberi muatan pendidikan formal tertentu. Permainan
elektronik tersebut membantu anak untuk belajar bagaimana bertahan, membuat
strategi, membangkitkan semangat kepemimpinan, dan bermain peran (role play).
c)
Karena biasa menggunakan komputer, anak
dapat mengoperasikan berbagai program olah kata dan angka. Para balita juga
dapat belajar mengenal warna dan bentuk-bentuk melalui program pendidikan yang
dioperasikan dengan komputer. Anak-anak dapat menjadi pandai dalam matematika
lantaran sering berlatih dengan menggunakan bantuan komputer dan dapat memiliki
banyak kosa kata dalam bahasa Inggris.
d)
Secara tidak langsung, anak yang sejak
kecil dibiasakan menggunakan komputer sedang dilatih suatu keterampilan yang
amat penting bagi mereka saat mereka menginjak dewasa dan masuk dalam dunia
kerja.
2.
Dampak negatif
a)
Salah satu dampak negatif adalah kemungkinan
besar anak mengonsumsi permainan elektronik yang menonjolkan unsur-unsur
seperti kekerasan dan agresivitas tanpa sepengetahuan orang tua. Permainan
beraroma kekerasan dan agresif banyak disinyalir oleh para pakar pendidikan
sebagai pemicu munculnya perilaku-perilaku agresif dan sadistis pada diri anak.
b)
Karena terlalu sering bermain komputer,
anak-anak dapat kehilangan waktu untuk bermain dengan teman-temannya dan
kehidupan sosialnya menjadi kurang seimbang.
c)
Anak juga dapat menjadi malas membaca buku
dan menulis karena banyak waktu yang dihabiskan di depan komputer. Prestasi di
sekolah bisa menurun karena tugas-tugas yang tidak diselesaikan.
d)
Akses negatif juga bisa didapatkan
melalui internet. Mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal
yang baik bagi pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam dengan
banyaknya informasi buruk yang membanjiri internet. Karena melalui internet
berbagai materi bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara
terbuka dan tanpa penghalang.
Mengingat penggunaan komputer adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari pada
saat ini dan masa yang akan datang, anak tetap harus dikenalkan dengan komputer
walaupun ada pengaruh yang tidak baik yang dapat ditimbulkan. Yang terpenting
adalah bagaimana para pendidik dan orang tua dapat menjadikan komputer aman dan
bermanfaat bagi anak.
a)
Kenalkan komputer pada anak sesuai dengan
usia mereka. Pengenalan bagi anak balita dapat dimulai dengan membimbingnya
menyentuh komputer, memegang tetikus (mouse), mengetik huruf-huruf di kibor
(keyboard). Anak-anak di atas usia balita dapat mulai diperkenalkan pada
berbagai program komputer yang menarik bagi mereka, khususnya program yang
bersifat edukatif. Pilihkan program aplikasi yang tepat bagi mereka. Jangan
biarkan mereka membeli atau meminjam program tanpa sepengetahuan Anda.
b)
Temani anak saat mereka menggunakan
komputer. Arahkan dan bimbing mereka dalam komunikasi yang hangat. Ada baiknya
menggunakan kata kunci (password) agar anak tidak menggunakan komputer tanpa
pengawasan orang dewasa.
c)
Buatlah kurikulum sendiri di rumah.
Jangan perlihatkan semua program komputer yang akan Anda berikan kepada anak.
Berikan satu per satu, tahap demi tahap. Jika memungkinkan, buat tes kecil
untuk mereka. Jika lulus, barulah mereka boleh mencoba program yang baru.
Dengan menyusun kurikulum sendiri, Anda dapat lebih selektif memilih program
komputer yang tepat, aman, dan memenuhi kebutuhan anak.
d)
Pendidik dan orang tua hendaknya terus
mengembangkan pula kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan komputer.
Terkadang yang terjadi malah sebaliknya, anak sudah menjadi lebih
"canggih" dari pendidik dan orang tua mereka. Hal tersebut dapat
mengakibatkan pengawasan dan bimbingan menjadi terbatas pada kemampuan pendidik
atau orang tua saja. Ikuti terus perkembangan di dunia komputer, bahkan sebelum
anak tahu dari sumber-sumber lain, jadilah sumber pertama bagi mereka mengenai
perkembangan-perkembangan tersebut.
e)
Buatlah kesepakatan bersama anak mengenai
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya dengan komputer. Jangan membuat
peraturan Anda sendiri. Libatkan anak agar dia juga dapat merasa bertanggung
jawab untuk melaksanakan setiap peraturan yang sudah dibuat bersama. Beberapa
contoh peraturan yang dapat dimasukkan dalam daftar misalnya, tidak boleh
menggunakan komputer apabila tugas-tugas sekolah belum diselesaikan atau jika
anak sedang dalam masa ulangan; jika masa sekolah, waktu untuk menggunakan
komputer maksimal satu jam setelah semua kegiatan selesai, waktu yang lebih
longgar dapat diberikan pada hari libur. Pengaturan waktu ini perlu dilakukan
agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan
yang menarik baginya. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh
pendidik, setidaknya sampai anak berusia dua belas tahun. Pada usia yang lebih
besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan baik.
f)
Sebaiknya, komputer tidak diletakkan di
kamar pribadi anak. Tempat yang baik adalah di ruang keluarga. Pengawasan akan
sulit dilakukan jika komputer berada di area privasi anak.
g)
Komputer juga memunyai efek-efek tertentu
bagi fisik seseorang. Perhatikan masalah tata ruang, cahaya, bahaya listrik,
posisi duduk, tinggi meja dan kursi, dll. agar anak berada dalam keadaan yang
betul-betul nyaman, aman, dan sehat saat menggunakan komputer.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi khususnya komputer
berpengaruh terhadap perkembangan psikologi pada anak. Sebagaimana yang telah
di kemukakan dalam makalah ini bahwa terdapat asosiasi yang cukup signifikan
antara komputer dengan peningkatan kualitas akademik dan juga si anak akan
menjadi anti sosial. Namun krmajuan teknologi dapat juga membantu dalam
berkreativitas sang anak, jika pemanfaatannya di gunakan dengan sebaik-baiknya.
B.
Saran
Dalam zaman globalisasi ini maka sudah sepatutnya orang tua melakukan
pengenalan terhadap anak sejak usia dini dan juga sekali-kali mengawasi anaknya
dalam mengoperasikan computer khususnya dalam bermain internet dan Game Online.
Buatlah se nyaman mungkin anak dalam mengoperasikan komputer, jangan hanya
melarang karena masih banyak pengetahuan yang di dapat oleh anak di dalam
komputer dan itu semua mempengaruhi perkembangan anak tersebut, baik secara
fisik, mental, dan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
·
Hurlock, B. E. 1980. Psikologi
Perkembangan (Edisi Kelima), Jakarta : PT. Erlangga
·
Kraut, R. E, et.al.. The impact of Home
Computer Use on Children’sActivities and Development. The Future of Children.
Vol 10, No 2. 2000
·
Monks, P. J, et.al. Psikologi
Perkembangan, Gadjah Mada University press.1999.
·
Papalia, Olds, Feldman. 2009. Human
Development. Jakarta : Salemba Humanika.
.
Langganan:
Postingan (Atom)