Senin, 18 Maret 2013

PSIKOTERAPI

DEFINISI
Psikoterapi berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Psikoterapi merupakan usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, mental, atau terapi pikiran.
Orang yang melakukan psikoterapi disebut Psikoterapis. Seorang psikoterapis bisa dari kalangan dokter, psikolog atau orang dari latar belakang apa saja yang mendalami ilmu psikologi dan mampu melakukan psikoterapi.
Psikoterapi merupakan proses interaksi formal antara dua pihak atau lebih, yaitu antara klien dengan psikoterapis yang bertujuan memperbaiki keadaan yang dikeluhkan klien. Seorang psikoterapis dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologisnya akan membantu klien mengatasi keluhan secara professional dan legal.
CIRI-CIRI UTAMA PSIKOTERAPI
Tiga ciri utama psikoterapi, yaitu:
1. Proses : berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional, legal dan menganut kode etik psikoterapi.
2. Tujuan : untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi masalah psikologis atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada.
3. Tindakan: seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya.
Psikoterapi didasarkan pada fakta bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara berpikir, proses emosi, persepsi, believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah dengan pendekatan psikologis.
TUJUAN PSIKOTERAPI
Tujuan psikoterapi antara lain:
• Mengatasi pola perilaku yang terganggu
• Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
• Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.
• Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
• Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
• Mengembangkan potensi klien.
• Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
• Memodifikasi struktur pola pikiran.
• Memperoleh pengetahuan tentang diri sendiri.
• Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
• Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
• Membantu penyembuhan penyakit fisik.
• Meningkatkan kesadaran diri.
• Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
• Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan dan masih banyak lagi.
Psikoterapi berbeda dengan pengobatan tradisional yang sering memandang gangguan psikologis sebagai gangguan karena sihir, kesurupan jin atau karena roh jahat. Anggapan-anggapan yang kurang tepat tersebut karena sebagian masyarakat terlalu mempercayai tahayul dan kurang wawasan ilmiahnya.
Dalam psikoterapi, gangguan psikologis diidentifikasi secara ilmiah dengan standar tertentu. Kemudian dilakukan proses psikoterapi menggunakan cara-cara modern yang terbukti berhasil mengatasi hambatan psikologis. Dalam psikoterapi tidak ada hal-hal yang bersifat mistik. Klien psikoterapi juga tidak diberi obat, karena yang sakit adalah jiwanya, bukan fisiknya.
Psikoterapi hanya digunakan untuk menangani orang waras yang sedang mengalami masalah psikologis, atau untuk membantu orang normal yang ingin meningkatkan kemampuan pikirannya, bukan orang gila . Sedangkan penanganan orang gila adalah urusan Rumah Sakit Jiwa (RSJ).
Dalam sesi Psikoterapi, Klien akan diajak membahas dan menganalisa hambatan psikologis yang ada dalam diri Klien, kemudian mencari pemecahannya dengan cara menerapkan metode psikoterapi yang paling cocok. Psikoterapi hanya bisa dilakukan apabila Klien ingin disembuhkan atau ingin berubah. Psikoterapi tidak bisa dipaksakan kepada orang yang tidak mau dibantu.
METODE PSIKOTERAPI
Ada banyak metode psikoterapi yang bisa diterapkan, diantaranya adalah
- Psychoanalysis
- Gestalt Therapy
- Cognitive Behavioural Therapy
- Behaviour Therapy
- Body-Oriented Psychotherapy
- Expressive Therapy
- Interpersonal Psychotherapy
- Narrative Therapy
- Conditioning, Mental Imagery
- Neurolinguistic Programming
- Laughter Therapy
- Self Programming
- Spiritual Therapy
- Transpersonal Psychotherapy
- Relaxation Therapy
- Forgiveness Therapy
- Trance Psychotherapy,
- Neurofeedback
- dan lain-lain
Psikoterapis yang memahami masalah Klien akan memberikan metode terapi yang paling tepat bagi Klien. Interaksi antara Klien dan psikoterapis akan seperti persahabatan. Seorang psikoterapi tidak bisa membantu dengan maksimal apabila Klien tidak mau terbuka mengenai masalah Klien. Oleh karena itu, sebelum Klien menemui psikoterapis, Klien harus membuka diri untuk mendapatkan sahabat baru.
MASALAH YANG BISA DIBANTUi
Psikoterapi bisa digunakan untuk mengatasi berbagai masalah psikologis. Setiap masalah, tentu saja berbeda cara penanganannya. Psikoterapis yang baik adalah psikoterapis yang menguasai cukup banyak metode terapi dan mampu mengaplikasikan metode yang tepat kepada klien.
Ada gangguan psikologis yang sudah terbukti bisa disembuhkan atau paling tidak bisa diringankan dengan psikoterapi.
Gejala masalah psikologis yang bisa dibantu dengan psikoterapi:
1. Berhenti Merokok.                                                20. Menambah Nafsu Makan
2. Bingung Menentukan Pilihan.                                21. Menghilangkan Pikiran Negatif
3. Depresi.                                                              22. Migraine
4. Fobia.                                                                 23. Paranoid.
5. Frigiditas & Impotensi Karena Sebab Psikologis.    24. Perilaku Obsesif Kompulsif
6. Gangguan Bicara.                                                25. Psikosomatis.
7. Gangguan Tidur.                                                  26. Sakit Hati
8. Halusinasi.                                                          27. Serangan Panik
9. Kebiasaan Buruk.                                                28. Stress
10. Kecemasan Berlebihan.                                     29. Suka Sesama Jenis
11. Kemalasan & Kebiasaan Menunda.                    30. Ketegangan.
12. Kesulitan Diet / Menurunkan Berat Badan.          31. Takut Gagal
13. Kesulitan Mencapai Orgasme Pada Wanita.       32. Takut Gemuk
14. Takut Berbicara Di Depan Umum                       33. Takut Penyakit
15. Ketergantungan / Kecanduan.                           34. Takut Serangan Jantung
16. Konflik Diri.                                                     35. Tidak Percaya Diri
17. Luka Batin.                                                     36. Tidak Bisa Mengendalikan Diri
18. Menaikkan Berat Badan.                                  37. Trauma.
19. Menaikkan berat badan                                   38. Trauma berat badan.
Nama gangguan psikologis yang bisa dibantu dengan psikoterapi:
1. Acute Stress Disorder | Gangguan stres akut
2. Agoraphobia | Takut pada ruang terbuka
3. Adjustment Disorder | Ketidakmampuan menyesuaikan diri
4. Anxiety Due To A Physical Disorder | Kecemasan karena penyakit fisik
5. Anxiety Neuroses | Kecemasan neurosis
6. Anxiety Lepidopterophobia | Takut pada kupu-kupu
7. Antisocial Personality | Kepribadian antisosial
8. Anorexia Nervosa | Takut gemuk, tubuh kurus
9. Anxiety Disorder | Sering cemas tanpa sebab
10. Avoidant Personality | Kepribadian tertutup, tidak suka bersosialisasi
11. Aphonia | Kehilangan kemampuan bicara
12. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) | Hiperaktif dan gangguan konsentrasi
13. Bipolar Disorder | Emosi yang tidak stabil, berubah-ubah antara gembira dan depresi.
14. Binge Eating Disorder | Suka makan berlebihan tanpa kontrol
15. Bulimia Nervosa | Tidak mau gemuk, setelah makan kemudian dimuntahkan
16. Conversion Disorder | Masalah psikologis yang muncul dalam bentuk penyakit fisik
17. Cognitive Disorders | Gangguan kognitif
18. Compulsive Eating Disorder | Dorongan makan berlebihan
19. Cyclothymic Disorder | Gangguan mood, gampang berubah suasana hati.
20. Communication Disorder | Gangguan komunikasi
21. Depression | Depresi, sedih, putus asa
22. Dependent Personality Disorder | Tidak bisa mandiri, selalu bergantung kepada orang lain
23. Dissociative Amnesia | Kelupaan disosiatif
24. Dissociative Fugue | Kelupaan sebagaian pengalaman hidup
25. Delusional Disorder | Gangguan delusi, meyakini sesuatu yang tidak benar
26. Dissociative Disorder | Gangguan disosiatif
27. Dissociative Identity Disorder | Gangguan identitas disosiatif
28. Dyspareunia | Nyeri ketika hubungan seksual yang tidak disebabkan penyakit fisik.
29. Dyslexia | Kesulitan memahami bahasa tulisan
30. Eating Disorder | Masalah makan dan nafsu makan
31. Female Orgasmic Disorder | Kesulitan orgasme pada wanita
32. Generalized Anxiety Disorder | Gangguan cemas menyeluruh
33. Gender Identity Disorder | Masalah identitas kelamin
34. Hypochondriasis | Meyakini menderita suatu penyakit, padahal uji medis menyatakan sehat
35. Hypoactive Sexual Desire Disorder | Kehilangan gairah seksual
36. Hypersomnia | Banyak tidur, mudah tertidur, tidak bisa menahan kantuk
37. Hysterical Neurosis | Histeria neurosis, gejala histeris seperti kesurupan
38. Learning Disorders | Kesulitan belajar
39. Male Erectile Disorder | Ketidakmampuan ereksi atau impotensi
40. Male Orgasmic Disorder | Kesulitan orgasme atau ejakulasi pada pria
41. Narcissistic Personality | Kepribadian narsistik, merasa dirinya penting
42. Neurasthenia | Perasaan penat yang sangat parah
43. Obsessive Compulsive Disorder (OCD) | Adanya dorongan melakukan sesuatu secara berulang-ulang
44. Obsessive-Compulsive Personality Disorder (OCPD) | Gangguan kepribadian obsesif kompulsif
45. Obesity | Kegemukan, ketidakmampuan mengontrol berat badan sendiri
46. Pain Disorder | Rasa nyeri yang tidak ada sebab medis
47. Panic Disorder | Sering panik, mau pingsan, seperti mau terkena serangan jantung
48. Panic Disorder With Agoraphobia | Serangan panik ketika berada di tempat terbuka atau ketika keluar dari rumah
49. Phobic Disorders | Fobia, rasa takut yang berlebihan dan tidak wajar
50. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) | Gangguan stress yang muncul setelah mengalami peristiwa yang mengguncang jiwa
51. Postpartum Depression | Depresi setelah melahirkan
52. Postpartum Psychosis | Gangguan mental setelah melahirkan
53. Paranoid | Dihantui oleh rasa kaut, merasa akan dicelakai oleh seseorang
54. Personality Disorder | Gangguan kepribadian
55. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) | Gangguan kesehatan fisik dan mental pada masa menstruasi
56. Psychasthenia | Kombinasi antara fobia dan obsesif kompulsif
57. Psychosomatic Disorder | Gangguan psikologis yang muncul dalam bentuk gangguan fisik
58. Sexual Dysfunctions | Ketidakmampuan melakukan hubungan seksual
59. Sexual Aversion Disorder | Benci dengan hubungan seksual
60. Sleeping Disorder | Gangguan tidur, susah tidur, insomnia, mimpi buruk
61. Social Anxiety Disorder | Kecemasan akan situasi sosial
62. Social Phobia | Takut dengan tempat umum yang banyak orang
63. Somatization Disorder | Penyakit fisik yang disebabkan oleh gangguan pikiran, masalah perasaan atau stress.
64. Schizoid Personality | Suka menyendiri dan berfantasi
65. Tourette's Syndrome | Sering mengeluarkan suara pekikan atau siulan tanpa kendali
66. Trauma Disorders | Gangguan Trauma
67. Vaginismus | Kekejangan pada vagina saat berhubungan seks.
METODE PSIKOTERAPI :
Dalam ilmu psikologi, ada banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk terapi. Semua metode itu merupakan hasil pemikiran dan penelitian para pakar psikologi dari berbagai penjuru dunia. Dari sekian banyak metode psikoterapi yang ada, bisa dikategorikan dalam lima pendekatan, yaitu:
1. Psychoanalysis & Psychodynamic
Pendekatan ini fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadar. Psychodynamic (Psikodinamik) pertama kali diciptakan oleh Sigmund Feud (1856-1939), seorang neurologist dari Austria. Teori dan praktek psikodinamik sekarang ini sudah dikembangkan dan dimodifikasi sedemikian rupa oleh para murid dan pengikut Freud guna mendapatkan hasil yang lebih efektif.
Tujuan dari metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya masalah di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi. Dengan memahami masalah yang dialami, maka seseorang bisa mengatasi segala masalahnya melalui “insight” (pemahaman pribadi).
Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan psikodinamik adalah: Ego State Therapy, Part Therapy, Trance Psychotherapy, Free Association, Dream Analysis, Automatic Writing, Ventilation, Catharsis dan lain sebagainya.
2. Behavior Therapy
Pendekatan terapi perilaku (behavior therapy) berfokus pada hukum pembelajaran. Bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar sepanjang hidup. Tokoh yang melahirkan behavior therapy adalah Ivan Pavlov yang menemukan “classical conditioning” atau “associative learning”.
Inti dari pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Misalnya pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang ketakutan terhadap ular. Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa "ketika saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan".
Tokoh lain dalam pendekatan Behavior Therapy adalah E.L. Thorndike yang mengemukakan konsep operant conditioning, yaitu konsep bahwa seseorang melakukan sesuatu karena berharap hadiah dan menghindari hukuman
Berbagai metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan behavior therapy adalah Exposure and Respon Prevention (ERP), Systematic Desensitization, Behavior Modification, Flooding, Operant Conditioning, Observational Learning, Contingency Management, Matching Law, Habit Reversal Training (HRT) dan lain sebagainya.
3. Cognitive Therapy
Terapi Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive Therapy lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar dalam cognitive therapy antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck.
Tujuan utama dalam pendekatan cognitive adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional. Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan Cognitive adalah Collaborative Empiricism, Guided Discovery, Socratic Questioning, Neurolinguistic Programming, Rational Emotive Therapy (RET), Cognitive Shifting. Cognitive Analytic Therapy (CAT) dan sebagainya.
4. Humanistic Therapy
Pendekatan Humanistic Therapy menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja, bukan mengarahkan perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk mempengaruhi klien, melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan kesadaran dan berubah atas dasar kesadarannya sendiri.
Metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan humanistik adalah Gestalt Therapy, Client Cantered Psychotherapy, Depth Therapy, Sensitivity Training, Family Therapies, Transpersonal Psychotherapy dan Existential Psychotherapy.
5. Integrative / Holistic Therapy
Yang sering saya temui adalah seorang klien mengalami komplikasi gangguan psikologis yang mana tidak cukup bila ditangani dengan satu metode psikoterapi saja. Oleh karena itu, saya menggunakan beberapa metode psikoterapi dan beberapa pendekatan sekaligus untuk membantu klien saya. Hal ini disebut Integrative Therapy atau Holistic Therapy, yaitu suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.
Itulah beberapa metode psikoterapi yang sering saya gunakan dalam membantu klien-klien saya untuk berubah. Selain metode yang saya sebutkan di atas, kadang juga saya menggunakan metode-metode psikoterapi lain yang terbukti efektivitasnya. Karena begitu banyaknya metode psikoterapi, maka tidak mungkin menjelaskan satu per satu di halaman ini. Cukuplah untuk Anda ketahui bahwa metode psikoterapi yang saya gunakan adalah metode yang tebukti dan diakui manfaatnya dalam dunia psikologi modern.
REFERENSI :
Antai Otong Deborah (1995). Psychiatric Nursing. Philadelphia : W.B. Company
Baihaqi MIF (et al) (2005) Psikiatri: Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan. Bandung: PT Refika Aditama.
Davison, Gerald C., Neale John M., dan Kring, Ann M. (2006) Psikologi Abnormal (Penterjemah: Noermalasari Fajar). Jakarta: Rajawali Pers.
Dirgagunarsa, Singgih. (1999) Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara.
Geral Corey (2005) Theory and Practice of Counceling & Psychotherapy.seven edition Copyright:Brooks/Cole.
Gestrude K. Mc. Farland (1991). Psychiatric Mental Health Nursing. Philadelphia : J. B. Lippincot Company
Gintings, E.P. (1999) Mengantisipasi Stres dan Penaggulangannya. Yogyakarta: Andi.
Hunsberg and Abderson (1989). Psychiatric Mental Health Nursing, Philadelphia : W.B. Saunders Company.
Hurlock, (1999). Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta.
Indra Majid (2013) . Gejala Gangguan Psikologis : Memahami Ciri Adanya Gangguan Mental Pada Manusia. Terdapat pada: http://www.psikiterapis.com. Diakses pada 18 Maret 2013
John Santrock (1999). Psychology The Sciences of Mind and behavior, University of dallas, Brown Publiser.
Kartini Kartono. (2000) Psikologi Abnormal. Bandung: Mandar Maju.
Maramis, W.F. (2008) Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University.
Merriem-Webster OnLine. (2009) “Abnormal Psychology”. Terdapat pada: http://www.aolsvc.merriem-webster.aol.com/. Diakses pada 10 November 2009.
Smet, Bart. (1994) Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Surya Mohamad (2003), Teor-teori Konseling :Bandung,Pustaka bani Quraisy.
Stuart GW Sundeen, 1995, Principle and practice of Psychiatric Nursing, Mosby Year Book, St. Louis. W.E., Maramis, Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga Press, Surabaya, 1990.
Wikipedia, the Free Encyclopedia. (2013) “Psychosis”. Terdapat pada: http://www. En.wikipedia.org/wiki/Psychosis. Diakses pada 18 Maret 2013.
Wiramihardja, Sutardjo A. (2005) Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: PT Refika Aditama.
Yulia Singgih D. (2000) Azas-azas Psikologi Keluarga Idaman. Jakarta : BPK Gunung Mulia.