BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini, perkembangan teknologi telah merambah ke berbagai bidang. Teknologi
tidak lagi sekedar untuk teknologi, tapi teknologi yang telah mencakup berbagai
ranah kehidupan manusia, teknologi yang telah mempengaruhi kehidupan manusia,
teknologi yang telah menjadi bagian integral kehidupan manusia.
Di era digital ini, semakin banyak anak-anak yang memiliki
akses komputer di rumah atau di sekolah untuk banyak hal, dimulai dari
permainan komputer, membantu mengerjakan pekerjaan rumah bahkan melakukan
chatting, email ataupun browsing di internet
Meningkatnya jumlah waktu yang dipergunakan oleh anak-anak
di rumah dan di sekolah dalam berinteraksi dengan komputer menimbulkan
pertanyaan tentang bagaimana teknologi komputer mempengaruhi perkembangan
psikologi mereka. Dalam makalah ini menyajikan pembahasan terbatas terhadap
efek penggunaan komputer di rumah terhadap perkembangan aspek fisik, kognitif,
emosi, sosial, dan motorik. Secara umum perkembangan anak yang diperkenalkan
dengan teknologi komputer relatif lebih baik aspek-aspek tertentu pada anak-anak
daripada anak-anak yang sama sekali belum dikenalkan dengan teknologi
komputer.
.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori Perkembangan Anak
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinou
(berkesinambungan) dalam diri individu mulai dari lahir sampai meninggal. Salah
satu prinsip perkembangan adalah proses yang tidak pernah berhenti (never
ending process). Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang
dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Prinsip yang lain
adalah semua aspek perkembangan saling mempengaruhi, baik aspek fisik, emosi,
inteligensi maupun sosial. Terdapat hubungan yang positif diantara aspek-aspek
tersebut :
1.
Perkembangan
fisik
Pertumbuhan
tubuh dan otak, meliputi pola-pola perubahan di dalam kapasitas sensoris,
keterampilan-keterampilan motorik, serta kesehatan merupakan bagian dari perkembangan
fisik (physical development). Misalnya, seorang anak yang
sering mengalami infeksi pada kuping bisa lebih lambat perkembangan bahasanya
dibandingkan anak tanpa masalah seperti itu. Selama masa pubertas, perubahan
fisik dan hormon tiba-tiba berdampak terhadap perkembangan makna diri.
Sebaliknya, perubahan-perubahan fisik di dalam otak pada beberapa orang yang
sudah tua bisa mengarah pada kemunduran kecerdasan dan kepribadian.
2.
Perkembangan
kognitif
Perubahan
dan stabilitas di dalam kemampuan-kemampuan mental, seperti belajar,
memperhatikan, mengingat, menggunakan bahasa, berpikir, menalar, dan kreatif
membentuk perkembangan kognitif (cognitive development).
Peningkatan dan kemunduran kognitif sangat terkait dengan faktor-faktor fisik,
emosional, dan sosial. Kemampuan bicara bergantung pada perkembangan fisik
mulut dan otak. Seorang anak yang perkembangan bahasanya cepat matang cenderung
memunculkan reaksi positif dari orang lain dan memperoleh penghargaan diri.
Perkembangan ingatan mencerminkan perolehan atau kehilangan pada hubungan fisik
di dalam otak. Orang dewasa yang mengalami kesulitan mengingat nama-nama orang
mungkin merasa canggung dan grogi pada situasi-situasi sosial.
3.
Perkembangan
psikososial
Perubahan
dan stabilitas di dalam emosi, kepribadian, dan hubungan sosial bersama-sama
membentuk perkembangan psikososial (psychososial
development), dan hal ini dapat memengaruhi fungsi kognitif dan fisik.
Kecemasan mengerjakan tes dapat mengganggu kinerja. Dukungan sosial dapat
membantu orang-orang mengatasi dampak potensial stres yang negatif pada fisik
dan kesehatan mental.
Memahami perkembangan anak merupakan salah satu upaya untuk mendidik atau
membimbing anak, agar mereka dapat mengembangkan potensi dirinya seoptimal
mungkin. Masa anak-anak merupakan periode perkembangan yang cepat dan
terjadinya perubahan dalam banyak aspek perkembangan. Selain itu, pengalaman
masa kecil mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perkembangan berikutnya. Untuk
itu perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, yaitu
hereditas dan lingkungan.
Saat ini, para ilmuwan di bidang genetika perilaku telah menemukan berbagai
cara untuk mengukur peran hereditas dan lingkungan yang lebih tepat dalam
perkembangan trait-trait khusus sebuah populasi. Ketika kita menelaah orang
tertentu, bagaimanapun penelitian yang berhubungan dengan seluruh karakteristik
menunjukkan bauran bawaan dan pengalaman. Dengan demikian, meskipun kecerdasan
memilki komponen hereditas yang kuat, rangsangan dari orang tua, pendidikan,
pengaruh teman seusia, dan variabel lainnya juga berpengaruh.
B.
Peran Kematangan
Banyak perubahan yang lazim pada bayi dan anak-anak, seperti munculnya
kemampuan berjalan dan berbicara, yang terlihat berkaitan dengankematangan (maturation)
tubuh dan otak. Pengembangan urutan alamiah perubahan fisik dan pola perilaku,
termasuk kesiapan untuk menguasai berbagai kemampuan baru seperi berjalan dan
berbicara. Sebagaimana anak-anak tumbuh menjadi remaja dan kemudian menjadi
dewasa, perbedaan-perbedaan individual dalam karakteristik bawaan dan
pengalaman hidup memainkan peran yang lebih besar, seperti halnya orang
beradaptasi terhadap kondisi internal dan eksternal yang mereka hadapi sendiri.
Meskipun demikian, kematangan bisa berlanjut memengaruhi beberapa proses
biologis.
Dalam upaya untuk memahami perkembangan manusia, kita perlu menelusuri berbagai
karakteristik bawaan yang memberikan awal kehidupan khusus bagi tiap orang.
Kita juga perlu mempertimbangkan banyak faktor lingkungan dan pengalaman yang
memengaruhi orang, terutama dalam konteks seperti keluarga, lingkungan tempat
tinggal, status ekonomi sosial, suku bangsa, dan budaya. Kita perlu memahami
perkembangan yang terutama bersifat kematangan dan yang lebih bersifat
perbedaan individual.
C.
Berbagai Lingkungan Perkembangan
Manusia adalah makhluk sosial. Sejak awal, mereka berkembang di dalam
lingkungan sosial dan sejarah. Bagi seorang anak, biasanya lingkungan yang
terdekat adalah keluarga, tetapi selanjutnya keluarga mendapatkan pengaruh yang
luas dan mengalami perubahan terus menerus dari lingkungan di sekitar rumah,
komunitas, dan masyarakat.
1.
Keluarga
Keluarga
mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Erik
Erickson sebagaimana dikutip oleh Monksmengajukan delapan
tahapan perkembangan psikologis dalam kehidupan seorang individu dan itu semua
bergantung pada pengalaman yang diperolehnya dalam keluarga. Selama tahun
pertama, seorang anak harus mengembangkan suatu kepercayaan dasar (basic
trust), tahun kedua dia harus mengembangkan otonominya, dan pada tahun
berikutnya dia harus belajar inisiatif dan industri yang mengarahkannya ke
dalam penemuan identittas dirinya.
Pada
usia sekitar 2 atau 3 tahun, anak banyak belajar mengenai berbagai macam kooordinasi
visio-motorik. Aktivitas-aktivitas senso- motorik telah dapat diintegrasi
menjadi aktivitas yang dikoordinasi. Hal ini penting misalnya pada waktu
mencontoh sebuah gambar atau sebuah benda. Apa yang dilihat dengan mata harus
dapat dipindahkan dengan motoriknya menjadi sebuah pola tertentu. Sekitar tahun
ke empat semua pola loko-motorik yang biasa sudah dapat dikuasainya.
2.
Status Sosial
Ekonomi dan Lingkungan
Gabungan faktor-faktor sosial dan ekonomi yang menggambarkan seorang individu
atau keluarga, meliputi pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan. Banyak
penelitian yang mengaitkan SSE (sosioeconomic) dengan proses-proses
perkembangan (seperti interaksi ibu secara oral dengan anak-anak mereka) dan
hasil perkembangan (seperti kesehatan dan kinerja kognitif). SES memengaruhi
berbagai proses dan hasil tersebut secara tidak langsung melalui faktor-faktor
yang saling terkait, seperti jenis rumah dan lingkungan di sekitar rumah yang
mereka huni serta mutu gizi, perawatan kesehatan, dan sekolah yang tersedia
untuk mereka.
3.
Ras/Suku
Istilah
ras, yang secara historis dan terkenal dipandang sebagai pengelompokan biologis
yang bisa diidentifikasi, sekarang disepakati oleh kebanyakan para ahli sebagai
kontruk sosial, dengan tidak ada konsensus ilmiah yang jelas mengenai
definisinya serta mustahil diukur secara konsisten. Variasi genetik manusia
muncul sepanjang rangkaian kesatuan yang luas, dan 90% variasi muncul di dalam
diantara ras-ras yang ditetapkan secara sosial. Namun demikian, ras sebagai pengelompokan
sosial tetap menjadi satu faktor dalam penelitian karena bisa membuat perbedaan
pada “cara individu diperlakukan, tempat mereka tinggal, peluang kerja, dan
mutu pelayanan kesehatan.
D.
Tugas Prakembang Fase Kanak-kanak
Pada perkembangannya, seorang anak akan melewati beberapa tugas prakembang agar
perkembangan fisik dan psikologinya berjalan dengan baik. Tugas-tugas
prakembang pada fase kanak-kanak diantaranya adalah : mempelajari keterampilan
fisik, membangun sikap sehat untuk mengenal diri sendiri, belajar menyesuaikan
diri dengan teman seusia (peer group), menggabungkan peran sosial pria
dan wanita dengan tepat, mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk
membaca, menulis dan berhitung, mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan
tata serta tingkatan nilai, mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok
sosial dan lembaga-lembaga, serta mencapai kebebasan pribadi.
Untuk memenuhi fase prakembang ini, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
penguasaan tugas-tugas perkembangan, yaitu :
1.
Yang
menghalangi
a)
Tingkat perkembangan yang mundur
b)
Tidak ada kesempatan untuk mempelajari
tugas-tugas perkembangan atau tidak ada bimbingan untuk dapat menguasainya
c)
Tidak ada motivasi
d)
Kesehatan yang buruk
e)
Cacat tubuh
f)
Tingkat kecerdasan yang rendah
2.
Yang membantu
a)
Tingkat perkembangan yang normal atau
yang diakselerasikan
b)
Kesempatan-kesempatan untuk belajar
tugas-tugas dalam perkembangan dan bimbingan untuk menguasainya
c)
Motivasi
d)
Kesehatan yang baik dan tidak cacat
e)
Tingkat kecerdasan yang tinggi
f)
Kreativitas
E.
Aplikasi Komputer pada Anak
Komputer telah menjadi bagian hidup dari masyarakat saat ini, tidak hanya orang
dewasa, tetapi juga bagi anak-anak. Selain memiliki manfaat, komputer juga
dapat memberi dampak negatif. Tentu saja amat dibutuhkan kepedulian orang tua
dan juga para pendidik untuk mencegah anak terkena dampak negatif dari kotak
canggih ini.
Kebanyakan orang tua saat ini merasa serba salah jika anak mereka bersahabat
dengan komputer. Keinginan kuat agar anak mereka tidak gagap teknologi dan bisa
lebih banyak belajar melalui komputer terkadang kendur ketika melihat dampak
negatif yang sering ditimbulkan dari penggunaan komputer yang tidak tepat.
Sebenarnya kemunculan teknologi komputer sendiri sesungguhnya bersifat netral.
Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul dari alat ini tentu saja lebih
banyak tergantung dari pemanfaatannya. Bila anak-anak dibiarkan menggunakan
komputer secara sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif. Sebaliknya,
komputer akan memberikan pengaruh positif bila digunakan dengan bijaksana,
yaitu membantu pengembangan intelektual dan motorik anak.
1.
Dampak Positif
a)
Dengan menggunakan komputer, anak menjadi
lebih senang belajar karena adanya perangkat lunak pendidikan yang diprogram
sedemikian menariknya. Semakin anak tertarik akan program tersebut, semakin
tertarik pula dia untuk belajar. Misalnya, perangkat lunak program pengetahuan
dasar membaca. Anak akan lebih suka belajar membaca melalui program yang
disertai gambar yang dapat bergerak dan bersuara, tulisan yang dapat membuka
halaman lain, atau huruf-huruf yang dapat berubah-ubah warna daripada belajar
membaca melalui buku yang itu-itu saja.
b)
Selain program pendidikan, komputer juga
menawarkan program aplikasi berbentuk permainan elektronik yang pada umumnya
tidak secara khusus diberi muatan pendidikan formal tertentu. Permainan
elektronik tersebut membantu anak untuk belajar bagaimana bertahan, membuat
strategi, membangkitkan semangat kepemimpinan, dan bermain peran (role play).
c)
Karena biasa menggunakan komputer, anak
dapat mengoperasikan berbagai program olah kata dan angka. Para balita juga
dapat belajar mengenal warna dan bentuk-bentuk melalui program pendidikan yang
dioperasikan dengan komputer. Anak-anak dapat menjadi pandai dalam matematika
lantaran sering berlatih dengan menggunakan bantuan komputer dan dapat memiliki
banyak kosa kata dalam bahasa Inggris.
d)
Secara tidak langsung, anak yang sejak
kecil dibiasakan menggunakan komputer sedang dilatih suatu keterampilan yang
amat penting bagi mereka saat mereka menginjak dewasa dan masuk dalam dunia
kerja.
2.
Dampak negatif
a)
Salah satu dampak negatif adalah kemungkinan
besar anak mengonsumsi permainan elektronik yang menonjolkan unsur-unsur
seperti kekerasan dan agresivitas tanpa sepengetahuan orang tua. Permainan
beraroma kekerasan dan agresif banyak disinyalir oleh para pakar pendidikan
sebagai pemicu munculnya perilaku-perilaku agresif dan sadistis pada diri anak.
b)
Karena terlalu sering bermain komputer,
anak-anak dapat kehilangan waktu untuk bermain dengan teman-temannya dan
kehidupan sosialnya menjadi kurang seimbang.
c)
Anak juga dapat menjadi malas membaca buku
dan menulis karena banyak waktu yang dihabiskan di depan komputer. Prestasi di
sekolah bisa menurun karena tugas-tugas yang tidak diselesaikan.
d)
Akses negatif juga bisa didapatkan
melalui internet. Mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal
yang baik bagi pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam dengan
banyaknya informasi buruk yang membanjiri internet. Karena melalui internet
berbagai materi bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara
terbuka dan tanpa penghalang.
Mengingat penggunaan komputer adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari pada
saat ini dan masa yang akan datang, anak tetap harus dikenalkan dengan komputer
walaupun ada pengaruh yang tidak baik yang dapat ditimbulkan. Yang terpenting
adalah bagaimana para pendidik dan orang tua dapat menjadikan komputer aman dan
bermanfaat bagi anak.
a)
Kenalkan komputer pada anak sesuai dengan
usia mereka. Pengenalan bagi anak balita dapat dimulai dengan membimbingnya
menyentuh komputer, memegang tetikus (mouse), mengetik huruf-huruf di kibor
(keyboard). Anak-anak di atas usia balita dapat mulai diperkenalkan pada
berbagai program komputer yang menarik bagi mereka, khususnya program yang
bersifat edukatif. Pilihkan program aplikasi yang tepat bagi mereka. Jangan
biarkan mereka membeli atau meminjam program tanpa sepengetahuan Anda.
b)
Temani anak saat mereka menggunakan
komputer. Arahkan dan bimbing mereka dalam komunikasi yang hangat. Ada baiknya
menggunakan kata kunci (password) agar anak tidak menggunakan komputer tanpa
pengawasan orang dewasa.
c)
Buatlah kurikulum sendiri di rumah.
Jangan perlihatkan semua program komputer yang akan Anda berikan kepada anak.
Berikan satu per satu, tahap demi tahap. Jika memungkinkan, buat tes kecil
untuk mereka. Jika lulus, barulah mereka boleh mencoba program yang baru.
Dengan menyusun kurikulum sendiri, Anda dapat lebih selektif memilih program
komputer yang tepat, aman, dan memenuhi kebutuhan anak.
d)
Pendidik dan orang tua hendaknya terus
mengembangkan pula kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan komputer.
Terkadang yang terjadi malah sebaliknya, anak sudah menjadi lebih
"canggih" dari pendidik dan orang tua mereka. Hal tersebut dapat
mengakibatkan pengawasan dan bimbingan menjadi terbatas pada kemampuan pendidik
atau orang tua saja. Ikuti terus perkembangan di dunia komputer, bahkan sebelum
anak tahu dari sumber-sumber lain, jadilah sumber pertama bagi mereka mengenai
perkembangan-perkembangan tersebut.
e)
Buatlah kesepakatan bersama anak mengenai
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya dengan komputer. Jangan membuat
peraturan Anda sendiri. Libatkan anak agar dia juga dapat merasa bertanggung
jawab untuk melaksanakan setiap peraturan yang sudah dibuat bersama. Beberapa
contoh peraturan yang dapat dimasukkan dalam daftar misalnya, tidak boleh
menggunakan komputer apabila tugas-tugas sekolah belum diselesaikan atau jika
anak sedang dalam masa ulangan; jika masa sekolah, waktu untuk menggunakan
komputer maksimal satu jam setelah semua kegiatan selesai, waktu yang lebih
longgar dapat diberikan pada hari libur. Pengaturan waktu ini perlu dilakukan
agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan
yang menarik baginya. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh
pendidik, setidaknya sampai anak berusia dua belas tahun. Pada usia yang lebih
besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan baik.
f)
Sebaiknya, komputer tidak diletakkan di
kamar pribadi anak. Tempat yang baik adalah di ruang keluarga. Pengawasan akan
sulit dilakukan jika komputer berada di area privasi anak.
g)
Komputer juga memunyai efek-efek tertentu
bagi fisik seseorang. Perhatikan masalah tata ruang, cahaya, bahaya listrik,
posisi duduk, tinggi meja dan kursi, dll. agar anak berada dalam keadaan yang
betul-betul nyaman, aman, dan sehat saat menggunakan komputer.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi khususnya komputer
berpengaruh terhadap perkembangan psikologi pada anak. Sebagaimana yang telah
di kemukakan dalam makalah ini bahwa terdapat asosiasi yang cukup signifikan
antara komputer dengan peningkatan kualitas akademik dan juga si anak akan
menjadi anti sosial. Namun krmajuan teknologi dapat juga membantu dalam
berkreativitas sang anak, jika pemanfaatannya di gunakan dengan sebaik-baiknya.
B.
Saran
Dalam zaman globalisasi ini maka sudah sepatutnya orang tua melakukan
pengenalan terhadap anak sejak usia dini dan juga sekali-kali mengawasi anaknya
dalam mengoperasikan computer khususnya dalam bermain internet dan Game Online.
Buatlah se nyaman mungkin anak dalam mengoperasikan komputer, jangan hanya
melarang karena masih banyak pengetahuan yang di dapat oleh anak di dalam
komputer dan itu semua mempengaruhi perkembangan anak tersebut, baik secara
fisik, mental, dan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
·
Hurlock, B. E. 1980. Psikologi
Perkembangan (Edisi Kelima), Jakarta : PT. Erlangga
·
Kraut, R. E, et.al.. The impact of Home
Computer Use on Children’sActivities and Development. The Future of Children.
Vol 10, No 2. 2000
·
Monks, P. J, et.al. Psikologi
Perkembangan, Gadjah Mada University press.1999.
·
Papalia, Olds, Feldman. 2009. Human
Development. Jakarta : Salemba Humanika.
.